BUDIDAYA KOPI DENGAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA

Posted by NASA SURABAYA Senin, 23 Oktober 2017 0 komentar
BUDIDAYA KOPI 
COFFEA SP.


PENDAHULUAN 
  • Tanaman kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan pekarangan penduduk pedesaan di Indonesia. Jika potensi dahsyat ini bisa kita manfaatkan tidaklah sulit untuk menjadikan komoditi ini menjadi andalan di sektor perkebunan. Hanya butuh sedikit sentuhan teknis budidaya yang tepat, insya'Allah harapan kita optimis menjadi kenyataan.
  • PT. Natural Nusantara berusaha mewujudkan harapan bersama tersebut dengan paket panduan teknis dan produk tanpa melupakan Aspek K-3 yaitu kuantitas, kualitas, dan kelestarian yang kini menjadi salah satu syarat persaingan di era globalisasi. 
PERSIAPAN LAHAN
  1. Untuk tanah pegunungan / miring buat terasering. 
  2. Kurangi / tambah pohon pelindung yang cepat tumbuh kira - kira 1:4 hingga 1:8 dari jumlah tanaman kopi. 
  3. Siapkan pupuk kandang matang sebanyak 25-50 kg, sebarkan 1 pak Natural GLIO, diamkan 1 minggu, dan buat lubang tanam 60x60 cm, atau 75x75 cm, dengan jarak tanam 2,5x2,5 m hingga 2,75x2,75 m, minimal 2 bulan sebelum tanam.
PEMBIBITAN
  1. Siapkan biji yang berkualitas dari pohon yang telah diketahui produksinya, biasanya dari penangkar benih terpercaya.
  2. Buat kotak atau bumbunan tanah untuk persemaian dengan tebal lapisan pasir sekitar 5 cm. 
  3. Buat pelindung dengan pelepah atau paranet dengan pengurangan bertahap jika bibit telah tumbuh.
  4. Siram bibitan dengan rutin dengan melihat kebasahan tanah.
  5. Bibit akan berkecambah kurang lebih 1 bulan, pilih bibit yang sehat dan lakukan pemindahan ke polibag dengan hati - hati agar akar tidak putus pad aumur bibit 2-3 bulan sejak awal pembibitan.
  6. Tambahkan pupuk NPK sebagai pupuk dasar hingga umur 12 bulan.
  7. Encerkan 1 botol (500 gram) SUPERNASA dalam 5 liter air, jadi larutan induk. Setiap 50 cc larutan induk diencerkan 0,5-1 liter air siramkan per bibit .
  8. Setelah bibit umur 4 bulan semprotkan 2 tutup POC NASA per tangki sebulan sekali hingga umur bibit 7-9 bulan dan siap tanam.
Tabel Dosis pupuk untuk bibit kopi


Catatan : Jenis dan dosis pupuk bisa sesuai dengan anjuran dinas pertanian setempat. Perhatikan kelembaban tanah agar bibit tidak terkena serangan karat daun.
PENANAMAN
  1. Masukkan pupuk kandang dengan campuran tanah bagian atas saat penanaman bibit.
  2. Usahakan saat tanam sudah memasuki musim hujan.
  3. Lakukan penyiraman tanah setelah tanam.
  4. Hindarkan resiko kematian tanaman baru dari gangguan ternak.
PENYULAMAN
  • Lakukan penyulaman segera jika tanaman mati atau gejala pertumbuhannya tidak normal.
  • Penyulaman dilakukan awal musim hujan.
PENYIRAMAN
  • Lakukan penyiraman jika tanah kering atau musim kemarau.
PEMUPUKAN
  • Pemupukan NPK diberikan 2x setahun, yaitu awal dan akhir musim hujan.
  • Setelah pemupukan sebaiknya disiram.
Jenis dan Dosis Pupuk Makro Sesuai Tabel
Catatan : Jenis dan Dosis pupuk sesuai dengan jenis tanah atau rekomendasi dinas pertanian setempat.
  • Cara pemupukan dibuat lubang kecil mengelilingi tanaman sejauh 3/4 lebar tajuk, pupuk dimasukkan dan ditutup tanah.
  • Akan lebih baik ditambah pupuk organik SUPERNASA (0-3 tahun) dan POWER NUTRITION (diatas 3 tahun) dosis 1 botol untuk kurang lebih 100 tanaman. 1 botol SUPERNASAPOWER NUTRITION diencerkan dalam 5 liter (5000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 5-10 liter air diberi 50 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
  • Semprotkan POC NASA 3-4 tutup + HORMONIK 1 tutup per tangki setiap 1-2 bulan sekali (selama masih terjangkau ala semprot). 

PEMANGKASAN
  • Lakukan pemangkasan rutin setelah berakhirnya masa panen (pangkas berat) untuk mengatur bentuk pertumbuhan, mengurangi cabang tunas air (wiwilan), mengurangi penguapan dan berujuan agar terbentuk bunga, serta perbaikan bagian tanaman yang rusak.
  • Pemangkasan pada awal atau akhir musim hujan setelah pemupukan.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
a. Hama 
  1. Bubuk buah kopi (Stephanoderes Hampei). Serangan di penyimpanan buah maupun saat masih  di kebun. Pencegahan dengan PESTONA atau BVR secara bergantian.
  2. Penggerek cabang coklat dan hitam (Cylobarus morigerus dan Compactus). Menyerang ranting dan cabang. Pencegahan dengan PESTONA.
  3. Kutu dompolan (Pseudococcus Citri). Menyerang kuncup bunga, buah muda, ranting, dan daun muda. Pencegahan gunakan PESTONA, BVR, atau PENTANA + AERO 810 secara bergantian.
b. Penyakit
  1. Penyakit karat daun. Disebabkan oleh Hemileia Vastatrix. Pencegahan semprot Natural GLIO + POC NASA.
  2. Penyakit jamur Upas. Disebabkan oleh Corticium Salmonicolor : kurangi kelembaban, kerok dan pencegahan oleskan batang / ranting dengan Natural GLIO + POC NASA. 
  3. Penyakit akar hitam. Penyebab Rosellina Bunodes dan R. Arcuata. Ditandai dengan daun kuning, layu, menggantung dan gugur. Pencegahan sejak awal dengan Natural GLIO yang telah dicampur pupuk kandang matang.
  4. Penyakit  akar coklat. Penyebabnya Formes Lamaoensis atau Phellinus Lamaoensis. Pencegahan dengan Natural GLIO yang telah dicampur pupuk kandang matang.
  5. Penyakit bercak coklat pada daun. Oleh Cercospora Cafeicola Berk et Cooke. Pencegahan dengan Natural GLIO.
  6. Penyakit mati ujung pada ranting. Penyebabnya Rhizoctonia. Pencegahan sejak awal gunakan Natural GLIO.
Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternatif terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan perekat perata pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki.
PANEN
  • Kopi akan berproduksi mulai umur 2,5 tahun jika dirawat dengan baik dan buah telah menunjukkan warna merah yang meliputi sebagian besar tanaman, dan dilakukan bertahap sesuai dengan masa kemasakan buah.
PENGOLAHAN HASIL
  • Agar dipersiapkan terlebih dahulu tempat penjemuran, pengupasan kulit, dan juga penyimpanan hasil panen agar tidak rusak akibat hama pasca panen. Buah panenan harus segera diproses maksimal 20 jam setelah petik untuk mendapatkan hasil yang baik. 
PENYEBAB KERUSAKAN KOPI BERAS
  1. Biji keriput : asal buah masih muda.
  2. Biji berlubang : kopi terserang bubuk.
  3. Biji kemerahan : kurang bersih mencucinya.
  4. Biji pecah : mesin pengupas kurang sempurna, berasal dari buah yang terserang bubuk, pada saat pengupasan dengan mesin kopi terlalu kering. 
  5. Biji pecah diikuti oleh perubahan warna : mesin penguap dan pemisah kulit dengan biji kurang sempurna, fermentasi pada pengolahan basah kurang sempurna. 
  6. Biji belang : pengeringan tidak sempurna, terlalu lama disimpan, suhu penyimpanan terlalu lembab.
  7. Biji pucat : terlalu lama disimpan di tempat lembab.
  8. Biji berkulit ari : Pengeringan tidak sempurna atau terlalu lama, pada pengeringan buatan suhu awal terlalu rendah.
  9. Biji berwarna kelabu hitam : pada pengeringan buatan suhunya terlalu tinggi.
  10. Noda - noda coklat hitam : pada pengeringan buatan, kopi tidak sering diaduk / dibolak - balik.



informasi pemesanan HP / WA : 081234564177 
site www.agenptnasa.com

       www.nasasurabaya.com





Baca Selengkapnya ....

TEKNIS BUDIDAYA GINSENG DENGAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA

Posted by NASA SURABAYA 0 komentar
BUDIDAYA TANAMAN GINSENG


I. PENDAHULUAN
  • Trend "back to nature" pada industri farmasi, kosmetika, makanan, dan minuman ringan, telah memacu peningkatan permintaan ginseng. Tingginya permintaan tersebut perlu diimbangi dengan teknologi budidaya tanaman yang memenuhi aspek K-3 (kuatitas, kualitas, dan kelestarian) seperti yang telah diterapkan PT. Natural Nusantara.
II. SYARAT TUMBUH
  • Diutamakan di lahan terbuka. Tanah gembur, kandungan bahan organik tinggi, aerasi dan drainase baik.
  • Keasaman (pH) tanah 5,5 - 7,2.
  • Curah hujan 1000-2500 mm/th.
  • Suhu berkisar 20-33 derajat celcius. 
  • Kelembaban tempat berkisar 0-1600 dpl.
III. PENGOLAHAN TANAH
  • Siapkan Natural GLIO (10 pak/ha) dicampur pupuk kandang matang (25-50 kg/kemasan). Simpan dalam karung terbuka selama 1-2 minggu. 
  • Tebarkan dolomite / kapur pertanian (2-4 ton/ha) pada lahan yang masih terbuka paling lambat 2 minggu sebelum tanam.
  • Luku dan garu segera setelah dolomit disebarkan. Diamkan selama 1 minggu.
  • Buat bedengan membujur arah timur - barat, lebar bedengan 100-120 cm, tinggi 40-60 cm. Jarak antar bedengan 40-50 cm.
  • Diamkan sekitar 1 minggu.
  • Buat parit mengelilingi lahan lebar 40-50 cm, kedalaman 50-60 cm.
  • Setelah 1 minggu, gemburkan permukaan bedengan secukupnya.
  • Tebarkan hasil campuran Natural GLIO dan pupuk kandang merata pada permukaan tanah.
  • Tambahkan pupuk kandang matang 20-40 ton/ha merata pada permukaan bedengan. Jika tidak ada pupuk kandang, penggunaan POP SUPERNASA / POWER NUTRITION, POC NASA dan HORMONIK dapat menggantikannya.
  • Siapkan larutan induk POP SUPERNASA / POWER NUTRITION (1 botol/3 liter air). aduk hingga larut. Dosis POP SUPERNASA 5 botol/ha jika pakai pupuk kandang sesuai dosis anjuran atau 10 botol/ha jika tidak pakai pupuk kandang. Dari larutan induk POP SUPERNASA / POWER NUTRITION 3000 cc, diambil 200-300 cc dicampur dengan 0,25 kg NPK majemuk lalu dilarutkan atau diencerkan dalam 50 liter air. 
  • Dari hasil 50 liter air tersebut siramkan pada permukaan bedengan, caranya pakai gembor 10 liter /  kurang lebih 8 meter panjang bedengan, atau 200-300 cc /lubang tanam.
  • Tebarkan hasil campuran Natural GLIO dan pupuk kandang merata di permukaan bedengan atau dalam setiap lubang tanam.
IV. PEMBIBITAN DAN PENANAMAN 
  • Diutamakan pakai bibit dari setek batang.
  • Gunakan induk tanaman sehat, tidak terindikasi gejala serangan hama dan penyakit, umur tidak terlalu muda dan terlalu tua, segar dan tidak layu, warna cerah / mengkilap.
  • Bibit hasil setek diistirahatkan / disimpan di tempat lembab selama 2-4 hari.
  • Sebelum tanam, pangkal bibit dipotong miring kurang lebih 45 derajat menggunakan pisau tajam dan bersih.
  • Pangkal bibit direndam 20-30 menit dalam larutan POC NASA (1-2 tutup) + HORMONIK (0,5 -1 tutup) + (1-2 sdm) Natural GLIO per 10 liter air.
  • Bibit dikeringkan kurang lebih 1-2 jam.
  • Penanaman dilakukan sore hari, jarak tanam 50x60 cm atau 60x70 cm.
V. PEMELIHARAAN TANAMAN 
  • Penyiraman. Pemberian air tidak boleh berlebihan ataupun kekurangan. Usia 0-21 hst ( hari setelah tanam) disiram tiap hari secukupnya. Sejak usia kurang lebih 100 hst penyiraman dikurangi atau dihentikan.
  • Penyulaman. Jika diperlukan, hingga 15 hst.
  • Pemupukan susulan : 
  1. Pengocoran larutan pupuk : NPK majemuk 0,25 kg + 50 liter air. Berikan 200-300 cc/lubang tanam setiap 2 minggu sekali hingga usia 100 hst.
  2. Penyemprotan pupuk lewat daun dilakukan 1 minggu sekali hingga 100 hari setelah tanam, pakai 3-5 tutup POC NASA  + 1 tutup HORMONIK dalam tangki 14 atau 17 liter.
  • Penyiangan, pendangiran, dan pembumbunan. Dilakukan bersamaan setiap 2 minggu sekali terutama pada usia 14-65 hst. 
  • Perempelan I. Pada 20 hst disisakan 2-3 batang utama. Perempelan selanjutnya adalah perempelan tunas ketiak daun setiap 2 minggu sekali hingga usia 65 hst.

VI. HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN

4.1. Hama 
  • 4.1.1. Bekicot. Biasanya aktif pada malam hari, dan perlu diwaspadai keberadaanya. Pengendalian dengan cara dikumpulkan dan dimusnahkan.
  • 4.1.2. Ulat. Banyak jenis ulat yang menyerang pada ginseng terutama ulat grayak (Spodoptera sp.), Ulat penggulung daun (Lamprosema sp.), dan ulat jenis lainnya. Pengendalian : dengan cara mematikan ulat, semprot VITURA atau PESTONA atau PENTANA + AERO 810 dan alternatif terakhir dengan insektisida kimia.
  • 4.1.3. Uret / Lundi. Hama ini menyerang akar bahkan bis ake umbi sehingga tanaman lama - kelamaan bisa layu dan akhirnya mati. Pada saat tanam bisa ditaburkan dedak + PESTONA di sekeliling tanaman.

4.2. Penyakit

  • 4.2.1. Penyakit busuk leher batang. Penyebabnya jamur Phytium sp. atau Sclerotium sp. Biasanya di awal tanam ginseng mengalami pembusukan yang disebabkan oleh kelembaban tanah yang berlebihan. Leher batang atau pangkal batang tampak berwarna kelabu atau kecoklatan, lunak kebasahan dan melekuk ke dalam. Jamur ini dapat menjalar ke bagian umbi, lama - kelamaan daun tampak layu. Pengendalian dengan cara pengaturan drainase, kebun tidak becek dan tidak lembab. Pencegahan sejak awal sebelum tanam gunakan Natural GLIO.
  • 4.2.2. Penyakit Umbi Busuk. Penyebabnya jamur Phythopthora sp. Gejalanya daun yang mulanya hijau berubah menjadi kuning. Lama - kelamaan menjalar hingga menyebabkan kematian. Bila tanaman dicabut pada pangkal umbi / batang tampak bulu - bulu putih kemudian berubah menjadi bulat - bulatan dan akhirnya berubah menjadi coklat tua sampai hitam. Pengendalian : gunakan Natural GLIO sebelum tanam, jaga kelembaban tanah dan alternatif terakhir dengan fungisida sistemik.
  • 4.2.3. Penyakit layu. Bisa disebabkan jamur Fusarium sp. atau bakteri Pseudomonas sp. Tetapi kebanyakan disebabkan jamur Fusarium. Mulanya tulang daun menguning, kemudian menjalar ke tangkai daun dan akhirnya daun menjadi layu. Pengendalian dengan cara sebarkan Natural GLIO sebelum tanam dan celupkan stek sebelum tanam ke dalam POC NASA dicampur Natural GLIO.
VII. PANEN
  • Tanaman ginseng dipanen umur 4-5 bulan tergantung pertumbuhan dan keadaan umbi. Cirinya: batang semula hijau berubah merah, daun menguning, dan mulai rontok, berbunga dan mengeluarkan biji, umbi bila didangir sudah cukup besar (diameter diatas 1 cm).
  • Pemanenan pada pagi hari saat kondisi cerah, tidak hujan dan daun tidak berembun lagi, tanah kering. 
  • Umbi dipanen sekaligus dengan menggunakan garpu tanah untuk menggemburkan permukaan tanah.
  • Sebelum umbi dicabut pangkal batang tanaman dipangkas dan dipisahkan dari batang serta daunnya. Pencabutan umbi harus dilakukan hati - hati, jangan sampai umbinya putus dan tertinggal dalam tanah. Umbi yang telah dicabut dibersihkan dan dibawa ke tempat teduh untuk penyortiran.
informasi pemesanan HP / WA : 081234564177 
site www.agenptnasa.com
       www.nasasurabaya.com





Baca Selengkapnya ....

TEKNIS BUDIDAYA KACANG PANJANG DENGAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA

Posted by NASA SURABAYA 0 komentar
BUDIDAYA KACANG PANJANG


SYARAT PERTUMBUHAN
  • Tanaman tumbuh baik pada lahan latosol / lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik, pH sekitar 5,5 - 6,5. Suhu antara (20-30) drajat celcius, iklimnya kering, curah hujan antara 600-1500 mm/tahun dan ketinggian optimum kurang dari 800 m dpl. 
PEMBIBITAN
  • Benih kacang panjang yang baik dan bermutu adalah sebagai berikut : penampilan bernas / kusam, daya kecambah tinggi diatas 85%, tidak rusak / cacat, tidak mengandung wabah hama dan penyakit. Keperluan benih untuk 1 hektar antara 15-20 kg. 
  • Benih tidak usah disemaikan secara khusus, tetapi benih langsung tanam pada lubang tanam yang sudah disiapkan. 
PENGOLAHAN MEDIA TANAM
  • Bersihkan lahan dari rumput - rumput liar, dicangkul / dibajak hingga tanah menjadi gembur.
  • Buatlah bedengan dengan ukuran lebar 60-80 cm, jarak antara bedengan 30 cm, tinggi 30 cm, panjang tergantung lahan. Untuk sistem guludan lebar dasar 30-40 cm dan lebar atas 30-50 cm, tinggi 30 cm dan jarak antara guludan 30-40 cm.
  • Lakukan pengapuran jika pH  tanah lebih rendah dari 5,5 dengan dolomit sebanyak 1-2 ton/ha dan campurkan secara merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm.
  • Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis kurang lebih 1 botol (500 cc) POC NASA diencerkan dengan air secukupnya untuk setiap 1000 m2 (10 botol/ha). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPERNASA, cara penggunaannya sebagai berikut :
  1. Alternatif I : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc Larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
  2. Alternatif II : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 peres sdm SUPERNASA untuk menyiram 10 meter bedengan.

TEKNIK PENANAMAN 

  • Jarak lubang tanam untuk tipe merambat adalah 20x50 cm, 40x60 cm, 30x40 cm. Dan jarak tanam tipe tegak adalah 20x40 cm dan 30x60 cm. 
  • Waktu tanam yang baik adalah awal musim kemarau / awal musim penghujan, tetapi dapat saja sepanjang musim asal air tanahnya memadai. 
  • Benih direndam POC NASA dosis 2 tutup/liter selama 10-15 menit lalu tiriskan.
  • Benih dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 2 biji, tutup dengan tanah tipis / abu dapur.

PENYULAMAN

  • Benih kacang panjang akan tumbuh 3-5 hari setelah tanam. Benih yang tidak tumbuh segera disulam. 

PENYIANGAN

  • Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung pertumbuhan rumput di kebun. Penyiangan dengan cara mencabut rumput liat /  membersihkan dengan alat kored. 

PEMANGKASAN / PEREMPELAN

Kacang panjang yang terlalu rimbun perlu diadakan pemangkasan daun maupun ujung batang. Tanaman yang terlalu rimbun dapat menghambat pertumbuhan bunga. 


PEMUPUKAN
Dosis pupuk makro sebagai berikut :

Catatan : atau sesuai rekomendasi setempat.
Pupuk diberikan di lubang pupuk yang terletak di kiri - kanan lubang tanam. Jumlah pupuk yang diberikan untuk satu tanaman tergantung dari jarak tanam
POC NASA diberikan 1-2 minggu sekali semenjak tanaman berumur 2 minggu, dengan cara disemprotkan (4-8 tutup POC NASA/tangki). Kebutuhan total POC NASA untuk pemeliharaan 1-2 botol per 1000 m2 (10-20 botol/ha). Akan lebih bagus jika penggunaan POC NASA ditambahkan HORMONIK (3-4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK/tangki). Pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyemprotan, karena dapat mengganggu penyerbukan (dapat disiramkan dengan dosis kurang lebih 2 tutup/10 liter air).
PENGAIRAN 
Pada fase awal pertumbuhan benih hingga tanaman muda, penyiraman dilakukan rutin tiap hari. Pengairan berikutnya tergantung musim. 

PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT

  • a. Lalat kacang (Ophiomya phaseoli Tryon). Gejala : terdapat bintik - bintik putih sekitar tulang daun, pertumbuhan tanaman yang terserang terhambat dan daun berwarna kekuningan, pangkal batang terjadi perakaran sekunder dan membengkak. Pengendalian : dengan rotasi tanaman dengan tanaman bukan famili kacang - kacangan dan pencegahan dengan PESTONA atau PENTANA + AERO 810.
  • b. Kutu Daun (Aphis Cracivora Koch). Gejala : pertumbuhan terlambat karena hama menghisap cairan sel tanaman dan penurunan hasil panen. Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai vektor virus. Pengendalian : dengan rotasi tanaman dengan tanaman bukan famili kacang - kacangan dan pencegahan : semprot Natural BVR dan PENTANA + AERO 810.
  • c. Ulat grayak (Spodoptera Litura F.). Gejala : daun berlubang dengan ukuran tidak pasti, serangan berat di musim kemarau, juga menyerang polong. Pengendalian : dengan kultur teknis, rotasi tanaman, tanam serempak. Pencegahan : semprot Natural VITURA.
  • d. Penggerek biji (Callosobruchus Maculatus L). Gejala : biji dirusak berlubang - lubang, hancur sampai 90%. Pengendalian : dengan membersihkan dan memusnahkan sisa - sisa tanaman tempat persembunyian hama . Benih kacang panjang diberi perlakuan minyak jagung 10cc/kg biji.
  • e. Ulat Bulu (Maruca Testualis). Gejala : larva menyerang bunga yang sedang membuka, kemudia memakan polong. Pengendalian : dengan rotasi tanaman dan menjaga kebersihan kebun dari sisa - sisa tanaman. Pencegahan dengan PESTONA.
  • f. Penyakit Antraknose (Jamur Colletotricum Lindemuthianum). Gejala : serangan dapat diamati pada bibit yang baru berkecambah, semacam kanker berwarna coklat pada bagian batang dan keping biji. Pengendalian : dengan rotasi tanaman, perlakuan benih sebelum ditanam dengan Natural GLIO dan POC NASA dan membuang rumput - rumput dari sekitar tanaman. 
  • g. Penyakit Mozaik (Virus Cowpea Aphid Borne Virus/CAMV). Gejala : pada daun - daun muda terdapat gambaran mosaik yag warnanya tidak beraturan. Penyakit ditularkan oleh vektor kutu daun. Pengedalian : gunakan benih sehat dan bebas virus, semprot vektor kutu daun dan tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. 
  • h. Penyakit Sapu (Virus Cowpea Witches-broom Virus/Cowpea Stunt Virus). Gejala : pertumbuhan tanaman terhambat, ruas - ruas (buku - buku) batang sangat pendek, tunas ketiak memendek dan membentuk "sapu". Penyakit ditularkan kutu daun. Pengendalian : sama dengan pengendalian penyakit mosaik.
  • i. Layu Bakteri (Pseudomonas Solanacearum). Gejala  : tanaman mendadak layu dan serangan  berat menyebabkan tanaman mati. Pengendalian : dengan rotasi tanaman, perbaikan drainase, dan mencabut tanaman yang mati dan pencegahan : gunakan Natural GLIO sebelum tanam.

PANEN DAN PASCA PANEN

  • Ciri - ciri polong siap dipanen adalah ukuran polong telah maksimal, mudah dipatahkan dan biji - bijinya di dalam polong tidak menonjol. Waktu panen yang paling baik pada pagi/sore hari. Umur tanaman siap panen 3,5 - 4 bulan. 
  • Cara panen pada tanaman kacang panjang tipe merambat dengan memotong tankai buah dengan pisau tajam. 
  • Selepas panen, polong kacang panjang dikumpulkan di tempat penampungan, lalu disortasi. Polong kacang panjang diikatkan dengan bobot maksimal 1 kg dan siap dipasarkan.

informasi pemesanan HP / WA : 081234564177 
site www.agenptnasa.com

       www.nasasurabaya.com



Baca Selengkapnya ....

BUDIDAYA DURIAN DENGAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA

Posted by NASA SURABAYA Minggu, 22 Oktober 2017 0 komentar
BUDIDAYA DURIAN 
( DURIO ZIBETHINUS MURR. )


PENDAHULUAN
  • Saat ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah prospek usaha agribisnis yang bagus.
  • PT. Natural Nusantara membantu alternatif solusi bagaimana teknis budidaya durian secara intensif, sehingga terjadi peningkatan hasil secara K-3, yaitu kuantitas, kualitas, dan kelestarian lingkungan. 

SYARAT PERTUMBUHAN
  • Tanaman durian tumbuh optimal pada ketinggian 50-600 m dpl, intensitas cahaya 40-50%, dengan suhu 22-30 derajat celcius, curah hujan ideal 1500-2500 mm per tahun. Tanah yang cocok, lempung berpasir subur dan banyak kandungan bahan organik, dan pH 6-7.

PEMBIBITAN
  • Pilih bibit tanaman yang subur, segar, sehat, daun banyak, batang kokoh, bebas hama & penyakit, percabangan 2-4 arah dan ada tunas baru. 

PERSIAPAN LAHAN
  • Pembukaan lahan sebaiknya pada musim kemarau. Bersihkan alang - alang dan gulma lain serta tanaman keras yang mengganggu masuknya sinar matahari. Lahan miring sebaiknya dibuat terasering. Buat saluran - saluran pembuangan air.

JARAK TANAM 
  • Jarak tanam yang umum 8x12 m atau 10x10 m.

TANAMAN PELINDUNG
  • Skala luas di tempat terbuka mutlak diperlukan tanaman pelindung, misal lamtoro, turi, gamal, sengon, atau pepaya. Tanaman pelindung ditanam setelah penyiapan lahan. 

LUBANG TANAM
  • Buat lubang tanam ukuran 50 cm2. Pisahkan tanah bagian atas dengan bagian bawah dan biarkan selama kurang lebih 2 minggu. Tanah bagian atas dicampur dengan pupuk kandang matang 20 kg + 5 gr Natural GLIO + 10 kg dolomit sampai rata sebagai media tanam, kemudian masukkan campuran tersebut ke dalam lubang tanam dan biarkan 1 minggu sebelum bibit ditanam. 

PENANAMAN
  • Penanaman yang ideal pada awal musim hujan. Gali lubang tanam yang berisi campuran media tanam sesuai ukuran bibit. Ambil bibit dan buka plastik pembungkus tanah secara hati - hati. Tanam bibit sebatas leher akar tanpa mengikutkan batangnya. Siram air secukupnya setelah selesai tanam. Akan lebih baik ditambah pupuk organik SUPERNASA dosis 1 botol untuk kurang lebih 200 tanaman. 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk lalu siramkan setiap pohon atau siramkan SUPERNASA 1 sendok makan per 10 liter air per pohon. 

PENGAIRAN
  • Pengairan dilakukan sejak awal pertumbuhan sampai tanaman berproduksi. Pada waktu berbunga, penyiraman dikurangi. Penyiraman paling baik pagi hari. 

PEMANGKASAN
  • Pangkas terhadap tunas - tunas air, cabang, atau ranting yang sudah mati dan terserang hama penyakit, serta ranting - ranting yang tidak terkena sinar matahari. Ketika tanaman mencapai ketinggian tertentu 4-5 m, pucuk tanaman dipangkas. 

PEMUPUKAN
  • Dosis dan jenis pupuk tergantung pada jenis dan kesuburan tanah atau sesuai rekomendasi setempat, 
  • pemupukan sejak awal pertumbuhan sampai tahun ke 3 dengan pupuk NPK yang kadar N tinggi.
  • Waktu pemupukan pupuk kandang sekali setahun pada akhir musim hujan atau awal musim kemarau. Sedangkan pupuk makro sesuai dengan umur tanaman. Caranya dengan menaburkan memutar sesuai dengan lebar pendeknya tajuk tanaman.
  • Siramkan pupuk organik SUPERNASA (0-3 th) dan POWER NUTRITION (diatas 3 th) dengan cara sesuai di atas. Semprotkan 3-4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK per tangki tiap 1-2 bulan selama masih bisa dijangkau alat semprot. 

PEMBUAHAN DILUAR MUSIM
  • Caranya mengatur pembungaan di setiap pohon durian per blok, yaitu jika menginginkan panen durian bulan Agustus-November, maka sekitar bulan Maret tanaman pada blok diberi pupuk 1,5-2 kg NPK + 1 sendok makan POWER NUTRITION per 10 liter air per pohon dan akan lebih bagus ditambah penyemprotan 3-4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK per tangki setiap 7-10 hari sekali sebanyak 3-4 kali. Selain itu kira - kira 3 ulan sebelumnya tanah areal penanaman harus dikeringkan. Jika waktu pengeringan turun hujan, tanah di sekeliling tanaman dalam radius 5-7 meter diberi mulsa dan dibuatkan saluran pembuangan air. Setelah bunga mekar dan menjadi buah atau 2 bulan setelah bunga mekar, tanaman diberi pupuk NPK dosis 0,5-1 kg per tanaman. Setelah terbentuk buah, usahakan tanaman tidak mengeluarkan tunas daun karena dapat menyebabkan terjadinya perebutan unsur hara antara buah dan daun, sehingga perlu disiram POWER NUTRITION lagi (1 botol untuk 30-50 pohon).

PENYERBUKAN
  • Tidak semua bunga bisa menjadi buah karena bunga durian mekar pada sore sampai malam hari sehingga tidak banyak serangga penyerbuk. Selain itu juga tidak semua bunga durian muncul secara bersamaan. Oleh karena itu perlu dilakukan penyerbukan buatan, caranya sapukan kuas halus pada bunga mekar pada malam hari. Untuk memaksimalkan kualitas dan kuantitas sebaiknya dalam satu areal penanaman tidak hanya satu jenis varietas tertentu, tetapi dicampur dengan varietas yang lain. 

PERAWATAN BUAH
  • Penyeleksian buah setelah berdiameter 5 cm. Sisakan 2 buah terbaik, jarak ideal buah satu dengan yang lain sekitar 30 cm. Tanaman durian yang baru pertama kali berbuah sebaiknya dipelihara satu atau dua butir buah. Untuk mencegah kerontokan buah setelah buah berumur 10 hari sejak terbentuk, lebih bagus jika diberikan pupuk makro NPK (0,5-1 kg/pohon) ditambah POWER NUTRITION (1 botol untuk 30-50 pohon).

PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT
  1. Penggerek Batang (Batocera sp. , Xyleutes sp.). Menyerang dengan cara membuat lubang pada batang, dahan, atau ranting. Gejala serangan tanaman layu, daun kering dan rontok akhirnya mati. Pengendalian : sanitas kebun, potong, dan musnahkan batang, dahan, atau ranting yang parah terserang, tutup bekas lubang gerekan dengan kapas yang sudah diberi PESTONA + POC NASA atau disemprotkan.
  2. Penggerek Buah (Tirathaha sp. , Dacus dorsalis). Gejala buah menjadi busuk berulat dan akhirnya rontok. Semprotkan sejak awal dengan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 sejak buah berumur 1 minggu, gunakan perangkap Natural METILAT.
  3. Kutu Putih (Pseudococus sp.). Hama ini menyerang dengan menghisap cairan dan bisa sebagai pembawa penyakit embun jelaga dan penyebaran dibantu semut. Gejala serangan daun keriting dan merana, sehingga bunga dan buah bisa rontok. Semprotkan PESTONA atau PENTANA AERO 810 secara bergantian.
  4. Ulat Daun (Papilia sp. , Setora sp. , Lymatria sp.). Ketiga ulat menyerang dengan cara memakan daun sehingga berlubang dan rusak. Semprotkan PESTONA atau PENTANA AERO 810 secara bergantian.
  5. Penyakit Kanker Batang (Phytophthora Palmivora). Gejala serangan adanya luka yang mengeluarkan lendir warna merah pada kulit batang bagian bawah dekat tanah. Setelah batang busuk, pucuk - pucuk tanaman akan mengering, daun layu dan rontok, dan akhirnya mati. pengendalian dengan sanitasi kebun, memperlebar jarak tanam, menekan gulma, pemangkasan, sejak awal sebelum tanam sebarkan Natural GLIO atau oleskan pada batang yang luka kemudian tutup dengan parafin, kerok batang terserang sampai warna coklat tidak kelihatan kemudian semprot PESTONA POC NASA
  6. Penyakit Busuk Akar (Jamur Fusarium sp.). Jika dibelah, pada bagian yang berkayu akan tampak warna merah muda dengan bercak coklat. Tanaman yang terserang dimusnahkan dan dibakar serta bekas lubang tanam ditaburi kapur + Natural GLIO, perbaiki sistem drainase serta sejak awal pakai Natural GLIO sebagai pencegahan. 
  7. Penyakit bercak daun (Jamur Colletotrichum sp.). Gejala adanya bercak - bercak besar kering pada daun tanaman yang akhirnya berlubang. Potong daun terserang, semprotkan Natural GLIO + POC NASASebagai pencegahan gunakan fungisida berbahan aktif tembaga. 
  8. Penyakit Jamur Upas (Pink Disease). Gejala :  munculnya cairan kuning pada bagian batang terserang dan diselimuti dengan benang - benang jamur berwarna mengkilat berbentuk seperti laba - laba sehingga menyebabkan kematian pada batang. Potong bagian terserang, kurangi kelembaban. Oleskan Natural GLIO + POC NASA pada bagian terserang atau fungisida berbahan aktif tembaga. 
  9. Penyakit Akar Putih (Jamur Rigodoporus lignosus). Daun kuning kemudian coklat sebelum akhirnya mengerut dan gugur. Buang semua tanaman inang dari areal kebun. Gunakan Natural GLIO sebagai pencegahan. 
  10. Penyakit Busuk Buah (Jamur Phytophthora sp.). Gejala adanya bercak - bercak basah berwarna coklat kehitaman pada kulit buah, kemudian busuk dan pada bagian terserang terbentuk miselium dan sporangia berwarna putih. Gunakan Natural GLIO sebelum tanam sebagai tindakan pencegahan, sanitasi kebun.
Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternatif terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan perekat perata pembasah AERO 810 dosis 0,5 tuutp botol per tangki.


PEMANENAN
  • Waktu panen berbeda tergantung jenis varietas. Jenis monthong sekitar 125-135 hari setelah bunga mekar, jenis chanee sekitar 110-116 hari setelah bunga mekar. Buah durian mengalami tingkat kematangan sempurna 4 bulan setelah bunga mekar. Waktu petik berdasar tanda - tanda fisik, misal ujung duri coklat tua, garis - garis diantara duri lebih jelas, tangkai buah lunak dan mudah dibengkokkan, ruas - ruas tangkai buah membesar, baunya harum, terdengar bunyi kasar dan bergema jika buah dipukul. Cara panen dengan memetik atau memotong buah di pohon dengan pisau atau galah pisau. Bagian yang dipotong adalah tangkai buah dekat pangkal batang dan usahakan buah durian tidak sampai terjatuh karena mengurangi kualitas buah. 



informasi pemesanan HP / WA : 081234564177 
site www.agenptnasa.com
       www.nasasurabaya.com

Baca Selengkapnya ....

Total Tayangan Halaman

Buat Email | Copyright of STOCKIST NASA SURABAYA L.1257.