BUDIDAYA KOPI DENGAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA
Senin, 23 Oktober 2017
0
komentar
BUDIDAYA KOPI
COFFEA SP.
PENDAHULUAN
- Tanaman kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan pekarangan penduduk pedesaan di Indonesia. Jika potensi dahsyat ini bisa kita manfaatkan tidaklah sulit untuk menjadikan komoditi ini menjadi andalan di sektor perkebunan. Hanya butuh sedikit sentuhan teknis budidaya yang tepat, insya'Allah harapan kita optimis menjadi kenyataan.
- PT. Natural Nusantara berusaha mewujudkan harapan bersama tersebut dengan paket panduan teknis dan produk tanpa melupakan Aspek K-3 yaitu kuantitas, kualitas, dan kelestarian yang kini menjadi salah satu syarat persaingan di era globalisasi.
PERSIAPAN LAHAN
- Untuk tanah pegunungan / miring buat terasering.
- Kurangi / tambah pohon pelindung yang cepat tumbuh kira - kira 1:4 hingga 1:8 dari jumlah tanaman kopi.
- Siapkan pupuk kandang matang sebanyak 25-50 kg, sebarkan 1 pak Natural GLIO, diamkan 1 minggu, dan buat lubang tanam 60x60 cm, atau 75x75 cm, dengan jarak tanam 2,5x2,5 m hingga 2,75x2,75 m, minimal 2 bulan sebelum tanam.
PEMBIBITAN
- Siapkan biji yang berkualitas dari pohon yang telah diketahui produksinya, biasanya dari penangkar benih terpercaya.
- Buat kotak atau bumbunan tanah untuk persemaian dengan tebal lapisan pasir sekitar 5 cm.
- Buat pelindung dengan pelepah atau paranet dengan pengurangan bertahap jika bibit telah tumbuh.
- Siram bibitan dengan rutin dengan melihat kebasahan tanah.
- Bibit akan berkecambah kurang lebih 1 bulan, pilih bibit yang sehat dan lakukan pemindahan ke polibag dengan hati - hati agar akar tidak putus pad aumur bibit 2-3 bulan sejak awal pembibitan.
- Tambahkan pupuk NPK sebagai pupuk dasar hingga umur 12 bulan.
- Encerkan 1 botol (500 gram) SUPERNASA dalam 5 liter air, jadi larutan induk. Setiap 50 cc larutan induk diencerkan 0,5-1 liter air siramkan per bibit .
- Setelah bibit umur 4 bulan semprotkan 2 tutup POC NASA per tangki sebulan sekali hingga umur bibit 7-9 bulan dan siap tanam.
Tabel Dosis pupuk untuk bibit kopi
Catatan : Jenis dan dosis pupuk bisa sesuai dengan anjuran dinas pertanian setempat. Perhatikan kelembaban tanah agar bibit tidak terkena serangan karat daun.
PENANAMAN
- Masukkan pupuk kandang dengan campuran tanah bagian atas saat penanaman bibit.
- Usahakan saat tanam sudah memasuki musim hujan.
- Lakukan penyiraman tanah setelah tanam.
- Hindarkan resiko kematian tanaman baru dari gangguan ternak.
PENYULAMAN
- Lakukan penyulaman segera jika tanaman mati atau gejala pertumbuhannya tidak normal.
- Penyulaman dilakukan awal musim hujan.
PENYIRAMAN
- Lakukan penyiraman jika tanah kering atau musim kemarau.
PEMUPUKAN
- Pemupukan NPK diberikan 2x setahun, yaitu awal dan akhir musim hujan.
- Setelah pemupukan sebaiknya disiram.
Catatan : Jenis dan Dosis pupuk sesuai dengan jenis tanah atau rekomendasi dinas pertanian setempat.
- Cara pemupukan dibuat lubang kecil mengelilingi tanaman sejauh 3/4 lebar tajuk, pupuk dimasukkan dan ditutup tanah.
- Akan lebih baik ditambah pupuk organik SUPERNASA (0-3 tahun) dan POWER NUTRITION (diatas 3 tahun) dosis 1 botol untuk kurang lebih 100 tanaman. 1 botol SUPERNASA / POWER NUTRITION diencerkan dalam 5 liter (5000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 5-10 liter air diberi 50 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
- Semprotkan POC NASA 3-4 tutup + HORMONIK 1 tutup per tangki setiap 1-2 bulan sekali (selama masih terjangkau ala semprot).
PEMANGKASAN
- Lakukan pemangkasan rutin setelah berakhirnya masa panen (pangkas berat) untuk mengatur bentuk pertumbuhan, mengurangi cabang tunas air (wiwilan), mengurangi penguapan dan berujuan agar terbentuk bunga, serta perbaikan bagian tanaman yang rusak.
- Pemangkasan pada awal atau akhir musim hujan setelah pemupukan.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
a. Hama
- Bubuk buah kopi (Stephanoderes Hampei). Serangan di penyimpanan buah maupun saat masih di kebun. Pencegahan dengan PESTONA atau BVR secara bergantian.
- Penggerek cabang coklat dan hitam (Cylobarus morigerus dan Compactus). Menyerang ranting dan cabang. Pencegahan dengan PESTONA.
- Kutu dompolan (Pseudococcus Citri). Menyerang kuncup bunga, buah muda, ranting, dan daun muda. Pencegahan gunakan PESTONA, BVR, atau PENTANA + AERO 810 secara bergantian.
- Penyakit karat daun. Disebabkan oleh Hemileia Vastatrix. Pencegahan semprot Natural GLIO + POC NASA.
- Penyakit jamur Upas. Disebabkan oleh Corticium Salmonicolor : kurangi kelembaban, kerok dan pencegahan oleskan batang / ranting dengan Natural GLIO + POC NASA.
- Penyakit akar hitam. Penyebab Rosellina Bunodes dan R. Arcuata. Ditandai dengan daun kuning, layu, menggantung dan gugur. Pencegahan sejak awal dengan Natural GLIO yang telah dicampur pupuk kandang matang.
- Penyakit akar coklat. Penyebabnya Formes Lamaoensis atau Phellinus Lamaoensis. Pencegahan dengan Natural GLIO yang telah dicampur pupuk kandang matang.
- Penyakit bercak coklat pada daun. Oleh Cercospora Cafeicola Berk et Cooke. Pencegahan dengan Natural GLIO.
- Penyakit mati ujung pada ranting. Penyebabnya Rhizoctonia. Pencegahan sejak awal gunakan Natural GLIO.
Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternatif terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan perekat perata pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki.
PANEN
- Kopi akan berproduksi mulai umur 2,5 tahun jika dirawat dengan baik dan buah telah menunjukkan warna merah yang meliputi sebagian besar tanaman, dan dilakukan bertahap sesuai dengan masa kemasakan buah.
PENGOLAHAN HASIL
- Agar dipersiapkan terlebih dahulu tempat penjemuran, pengupasan kulit, dan juga penyimpanan hasil panen agar tidak rusak akibat hama pasca panen. Buah panenan harus segera diproses maksimal 20 jam setelah petik untuk mendapatkan hasil yang baik.
PENYEBAB KERUSAKAN KOPI BERAS
- Biji keriput : asal buah masih muda.
- Biji berlubang : kopi terserang bubuk.
- Biji kemerahan : kurang bersih mencucinya.
- Biji pecah : mesin pengupas kurang sempurna, berasal dari buah yang terserang bubuk, pada saat pengupasan dengan mesin kopi terlalu kering.
- Biji pecah diikuti oleh perubahan warna : mesin penguap dan pemisah kulit dengan biji kurang sempurna, fermentasi pada pengolahan basah kurang sempurna.
- Biji belang : pengeringan tidak sempurna, terlalu lama disimpan, suhu penyimpanan terlalu lembab.
- Biji pucat : terlalu lama disimpan di tempat lembab.
- Biji berkulit ari : Pengeringan tidak sempurna atau terlalu lama, pada pengeringan buatan suhu awal terlalu rendah.
- Biji berwarna kelabu hitam : pada pengeringan buatan suhunya terlalu tinggi.
- Noda - noda coklat hitam : pada pengeringan buatan, kopi tidak sering diaduk / dibolak - balik.
Baca Selengkapnya ....