BUDIDAYA KENTANG DENGAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA
Sabtu, 14 Oktober 2017
0
komentar
BUDIDAYA KENTANG (Solanum tuberosum L.)
PT. NATURAL NUSANTARA
I. PENDAHULUAN
- Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan sumber utama karbohidrat, sehingga menjadi komoditi penting. PT. NATURAL NUSANTARA berupaya meningkatkan produksi kentang nasional secara kuantitas, kualitas, dan tetap berdasarkan kelestarian lingkungan (Aspek 3K).
II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
- Curah hujan rata - rata 1.500 mm/tahun, lama penyinaran 9-10 jam/hari, suhu optimal 18-21 derajat celcius, kelembaban 80-90% dan ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl.
- Struktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam dan pH antara 5,8-7,0.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
- Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram, umur 150-180 hari, tidak cacat, da varitas unggul. Pilih umbi berukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas dan hanya sampai generasi keempat saja. Setelah tunas kurang lebih 2 cm, siap ditanam. Bila bibit membeli (usahakan bibit yang bersertifikat), berat antara 30-45 gram dengan 3-5 mata tunas. Penanaman dapat dilakukan tanpa / dengan pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi direndam dulu menggunakan POC NASA selama 1-3 jam (2-4 cc/lt air.)
- Lahan dibajak sedalam 30-40 cm dan biarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan dengan lebar 70 cm (1 jalur tanaman) / 140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan buat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
- NATURAL GLIO yang sudah terlebih dahulu dikembangbiakkan dalam pupuk kandang kurang lebih 1 minggu, ditebarkan merata pada bedengan (dosis : 1-2 kemasan NATURAL GLIO dicampur 50-100 kg pupuk kandang/1000 m2).
3.3. Teknik penanaman
3.3.1. Pemupukan dasar
- a. Pupuk organik berupa urea (200 kg/ha), SP-36 (200kg/ha), dan KCl (75 kg/ha).
- b. Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secukupnya secara merata di atas bedengan, dosis 1-2 botol / 1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPERNASA dengan cara :
- Alternatif 1 : 1 botol supernasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
- Alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPERNASA untuk menyiram 10 meter bedengan.
Penyiraman POC NASA / SUPERNASA dilakukan sebelum pemberian pupuk kandang.
c. Berikan pupuk kandang 5-6 ton/ha (dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam) satu minggu sebelum tanam.
3.3.2. Cara penanaman
- Jarak tanaman tergantung varietas, 80cm x 40xm, atau 70cm x 30cm dengan kebutuhan bibit kurang lebih 1.300-1.700 kg/ha (bobot umbi 30-45 gram). Waktu tanam di akhir musim hujan (April-juni).
3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penyulaman
- Penyulaman untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh / tumbuhnya jelek dilakukan 15 hari semenjak tumbuh.
3.4.2. Penyiangan
- Penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman 2-3 hari sebelum / bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan.
- Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara.
3.4.4. Pemupukan susulan
a. Pupuk makro :
Urea / ZA [21 hari setelah tanam (hst) 300 kg/ha dan 45 hst 150 kg/ha],
SP-36 [21 hst 250 kg/ha],
KCl [21 hst 150 kg/ha dan 45 hst 75 kg/ha.
Pupuk makro diberikan jarak 10 cm dari batang tanaman.
b. POC NASA : mulai umur 1 minggu s/d 10 atau 11 minggu. Alternatif I : 8-10 kali (interval 1 minggu sekali dengan dosis 4 tutup/tangki atau 1 botol (500cc)/drum 200 lt air.
Alternatif II : 5-6 kali (interval 2 minggu sekali dengan dosis 6 tutup/tangki atau 1,5 botol (750cc)/drum 200 lt air.
c. HOMRONIK : penyemprotan POC NASA akan lebih optimal jika dicampur HORMONIK (dosis 1-2 tutup/tangki atau kurang lebih 2-3 botol/drum 200 lt air).
3.4.5. Pengairan
- Pengairan 7 hari sekali secara rutin dengan digembor, power sprayer atau dengan mengairi selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).
3.5. Hama dan penyakit
3.5.1. Hama
Ulat grayak (spodoptera litura).
Gejala : ulat menyerang daun hingga habis daunnya.
Pengendalian : (1) memangkas daun yang telah ditempeli telur; (2) penyemprotan NATURAL VITURA dan sanitasi lingkungan.
Kutu daun (aphis Sp).
Gejala : kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga dapat menularkan virus.
Orong - orong (gryllotalpa Sp)
Gejala : menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda, dan tanaman muda. Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap infeksi bakteri.
Pengendalian : pengocoran PESTONA.
Hama penggerek umbi (phtorimae poerculella zael)
Gejala : daun berwarna merah tua dan terlihat jalinan seperti benang berwarna kelabu yang merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah, terlihat lubang - lubang karena sebagian umbi telah dimakan.
Pengendalian : pengocoran PESTONA.
Hama trip (thrips tabaci)
Gejala : pada daun terdapat bercak - bercak berwarna putih, berubah menjadi abu - abu perak dan mengering. Serangan dimulai dari ujung - ujung daun yang masih muda.
Pengendalian : (1) memangkas bagian daun yang terserang; (2) menggunakan PESTONA atau BVR.
Hama trip (thrips tabaci)
Gejala : pada daun terdapat bercak - bercak berwarna putih, berubah menjadi abu - abu perak dan mengering. Serangan dimulai dari ujung - ujung daun yang masih muda.
Pengendalian : (1) memangkas bagian daun yang terserang; (2) menggunakan PESTONA atau BVR.
3.5.2. Penyakit
Penyakit busuk daun
Penyebab : jamur phytopthora infestan.
Gejala : timbul bercak - bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah hingga warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan bagian tepi berwarna putih yang merupakan sporangium dan daun membusuk / mati.
Pengendalian : sanitasi kebun. Pencegahan dengan menggunakan NATURAL GLIO pada sebelum atau awal tanam.
Penyakit layu bakteri
Penyebab : bakteri pseudomonas solanacearum.
Gejala : beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dna daun tua, daun bagian bawah menguning.
Pengendalian : sanitasi, pergiliran tanaman. Pencegahan dengan menggunakan NATURAL GLIO pada sebelum atau awal tanam.
Penyakit busuk umbi
Penyebab : jamur colleotrichum coccodes.
Gejala : daun menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak - bercak berwarna coklat. Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk.
Pengendalian : sanitasi, pergiliran tanaman, dan penggunaan bibit yang baik. Pencegahan dengan menggunakan NATURAL GLIO pada sebelum atau awal tanam.
Penyakit fusarium
Penyebab : jamur fusarium sp.
Gejala : busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka - luka yang disebabkan nematoda / faktor mekanis.
Pengendalian : menghindari terjadinya luka pada saat penyiangan. Pencegahan dengan menggunakan NATURAL GLIO pada sebelum atau awal tanam.
Penyakit bercak kering
Penyebab : jamur alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit dan berkembang di daerah kering.
Gejala : daun berbercak kecil tersebar tidak teratur, warna coklat tua, meluas ke daun muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering, berkerut, dan keras.
Pengendalian : pergiliran tanaman. Pencegahan dengan menggunakan NATURAL GLIO pada sebelum atau awal tanam.
Penyakit karena virus
Virus yang menyerang adalah : (1) potato leaf roll virus (PLRV) menyebabkan daun menggulung; (2) potato virus x (PVX) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal; (4) potato virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak; (5) potato virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung; (6) potato virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas.
Gejala : akibat serangan tanaman tumbuh kerdil, lurus, dan pucat dengan umbi kecil - kecil atau tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati. Penyebaran virus dilakukan oleh peralatan pertanian, kutu daun aphis spiraecola, A. gossypii dan myzus persicae, kumbang epilachna dan coccinella da nematoda.
Pengendalian : tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian dilakukan dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, pemangkas, dan membakar tanaman sakit, mengendalikan vektor dengan PESTONA atau BVR dan melakukan pergiliran tanaman.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurakan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan perekat perata AERO 810, dosis kurang lebih 5 ml(1/2tutup)/tangki.
3.6. Panen
site www.agenptnasa.com
www.nasasurabaya.com
Penyakit busuk daun
Penyebab : jamur phytopthora infestan.
Gejala : timbul bercak - bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah hingga warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan bagian tepi berwarna putih yang merupakan sporangium dan daun membusuk / mati.
Pengendalian : sanitasi kebun. Pencegahan dengan menggunakan NATURAL GLIO pada sebelum atau awal tanam.
Penyakit layu bakteri
Penyebab : bakteri pseudomonas solanacearum.
Gejala : beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dna daun tua, daun bagian bawah menguning.
Pengendalian : sanitasi, pergiliran tanaman. Pencegahan dengan menggunakan NATURAL GLIO pada sebelum atau awal tanam.
Penyakit busuk umbi
Penyebab : jamur colleotrichum coccodes.
Gejala : daun menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak - bercak berwarna coklat. Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk.
Pengendalian : sanitasi, pergiliran tanaman, dan penggunaan bibit yang baik. Pencegahan dengan menggunakan NATURAL GLIO pada sebelum atau awal tanam.
Penyakit fusarium
Penyebab : jamur fusarium sp.
Gejala : busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka - luka yang disebabkan nematoda / faktor mekanis.
Pengendalian : menghindari terjadinya luka pada saat penyiangan. Pencegahan dengan menggunakan NATURAL GLIO pada sebelum atau awal tanam.
Penyakit bercak kering
Penyebab : jamur alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit dan berkembang di daerah kering.
Gejala : daun berbercak kecil tersebar tidak teratur, warna coklat tua, meluas ke daun muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering, berkerut, dan keras.
Pengendalian : pergiliran tanaman. Pencegahan dengan menggunakan NATURAL GLIO pada sebelum atau awal tanam.
Penyakit karena virus
Virus yang menyerang adalah : (1) potato leaf roll virus (PLRV) menyebabkan daun menggulung; (2) potato virus x (PVX) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal; (4) potato virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak; (5) potato virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung; (6) potato virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas.
Gejala : akibat serangan tanaman tumbuh kerdil, lurus, dan pucat dengan umbi kecil - kecil atau tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati. Penyebaran virus dilakukan oleh peralatan pertanian, kutu daun aphis spiraecola, A. gossypii dan myzus persicae, kumbang epilachna dan coccinella da nematoda.
Pengendalian : tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian dilakukan dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, pemangkas, dan membakar tanaman sakit, mengendalikan vektor dengan PESTONA atau BVR dan melakukan pergiliran tanaman.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurakan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan perekat perata AERO 810, dosis kurang lebih 5 ml(1/2tutup)/tangki.
3.6. Panen
- Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen jika daunnya telah berwarna kekuning - kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman tanaman telah berwarna kekuningan (agak mengering) dan kulit umbi akan lekat sekali daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas jika digosok dengan jari.
site www.agenptnasa.com
www.nasasurabaya.com
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: BUDIDAYA KENTANG DENGAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA
Ditulis oleh NASA SURABAYA
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://www.nasasurabaya.com/2017/10/budidaya-kentang.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh NASA SURABAYA
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar