BUDIDAYA MELON DENGAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA

Posted by NASA SURABAYA Kamis, 12 Oktober 2017 0 komentar
BUDIDAYA MELON 
(CUCUMIS MELO L.)

I. PENDAHULUAN
  • Agrobisnis melon menunjukkan prospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras, miskin unsur hara terutama unsur mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman serta faktor pemeliharaan tidak diperhatikan maka keuntungan akan menurun.
  • PT NATURAL NUSANTARA berusaha membantu meningkatkan produktivitas melon secara kuantitas, kualitas, dan kelestarian lingkungan (aspek K-3).
II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
  • Perlu penyinaran matahari penuh selama pertumbuhannya. Pada kelembabannya yang tinggi tanaman melon mudah diserang penyakit. Suhu optimal antara 25-30 derajat Celcius. Angin yang bertiup cukup keras dapat merusak pertanaman melon. Hujan terus - menerus akan merugikan tanaman melon. Tumbuh baik pada ketinggian 300-900 m dpl. 
2.2. Media Tanam
  • Tanah yang baik ialah tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik seperti andosol, latosol, regosol, dan grumosol, asalkan kekurangan dari sifat - sifat tanah tersebut dapat dimanipulasi dengan pengapuran, penambahan bahan organik, maupun pemupukan. Tanaman melon tidak terlalu menyukai tanah yang terlalu basah, pH tanah 5,8-7,2.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA 
3.1. Pembibitan
3.1.1. Pembuatan media semai
  • Siapkan NATURAL GLIO : 1-2 kemasan NATURAL GLIO dicampur dengan 50-100 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Selanjutnya didiamkan kurang lebih 1 minggu ditempat yang teduh dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik). 
  • Campurkan tanah halus (diayak) 2 bagian / 2 ember (volume 10 lt), pupuk kandang matang yang telah diayak halus sebanyak 1 bagian/ 1 ember, TSP (kurang lebih 50 gr) yang dilarutkan dalam 2 tutup POC NASA, dan natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang 1-2 kg. Masukkan media semai ke dalam polybag ukuran 8x10 cm sampai terisi hingga 90%.
3.1.2.  Teknik Penyemaian dan Pemeliharaan Bibit
  • Rendam benih dalam 1 liter air hangat suhu 20-25 derajat Celcius kurang lebih 1 tutup POC NASA selama 8-12 jam lalu diperam kurang lebih 48 jam. Selanjutnya disemai dalam polybag, sedalam 1-1,5 cm. Benih disemaikan dalam posisi tegak dan ujung calon akarnya menghadap ke bawah. Benih ditutup dengan campuran abu sekam dan tanah dengan perbandingan 2:1. Kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh sejak terbit hingga tenggelam. Diberi perlindungan plastik transparan yang salah satu ujungnya terbuka. 
  • Semprotkan POC NASA untuk memacu perkembangan bibit, pada umur bibit 7 - 9 hari dengan dosis 1,0 - 1,5 cc/liter. Penyiraman dilakukan dengan hati - hati secara rutin setiap pagi.
  • Bibit melon yang sudah bedaun 4 - 5 helai atau tanaman melon telah berusia 10 - 12 hari dapat dipindahtanamkan dengan cara kantong plastik polybag dibuka hati - hati lalu bibit berikut tanahnya ditanam pada bedengan yang sudah dilubangi sebelumnya, bedengan jangan sampai kekurangan air.
3.2. Pengolahan Media Tanam

3.2.1. Pembukaan lahan
  • Sebelum dibajak digenangi air lebih dahulu semalam, kemudian keesokan harinya dilakukan pembajakan dengan kedalaman sekitar 30 cm. Setelah itu dilakukan pengeringan, baru dihaluskan.
3.2.2. Pembentukan bedengan
  • Panjang bedengan maksimum 12-15 m; tinggi bedengan 30-50 cm; lebar bedengan 100-110 cm; dan lebar parit 55-65 cm. 
3.2.3. Pengapuran 
  • Penggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit, untuk antara pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg. 
3.2.4. Pemupukan dasar
  • Hasil akan lebih baik jika pada pemupukan dasar, POC NASA diganti SUPERNASA yang telah dicampur air secara merata diatas bedengan dengan dosis 1-2 botol/1000 m2 dengan cara :
  1. Altenatif 1 : 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan unduk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
  2. Altenatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPERNASA untuk menyiram kurang lebih 10 meter bedengan.
3.2.5. Pemberian Natural GLIO
  • Untuk mencegah serangan penyakit karena jamur terutama penyakit layu, sebaiknya tebarkan NATURAL GLIO yang sudah disiapkan sebelum persemaian. Dosis 1-2 kemasan per 1000 m2. 
3.2.6. Pemasangan Mulsa Plastik Hitam - Perak (PHP)
  • Pemasangan mulsa sebaiknya saat matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga menutup bedengan dengan tepat. Biarkan bedengan tertutup mulsa3-5 hari sebelum dibuat lubang tanam.
3.3. Cara Penanaman
3.3.1. Pembuatan Lubang Tanam
  • Diameter lubang kurang lebih 10 cm, jarak lubang 60-80 cm. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap - hadapan membentuk segiempat atau segitiga. 
3.3.2. Cara Penanaman
  • Bibit siap tanam dipindahkan beserta medianya. Usahakan akar tanaman tidak sampai rusak saat menyobek polybag. 
3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penyulaman
  • Penyulaman dilakukan 3-5 hari setelah tanam. Setelah selesai penyulaman tanaman baru harus disiram air. Sebaiknya penyulaman dilakukan sore hari. 
3.4.2. Penyiangan
  • Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma / rumput liar.
3.4.3. Perempelan
  • Perempelan dilakukan terhadap tunas / cabang air yang bukan merupakan cabang utama. 
3.4.4. Pemupukan

3.4.5. Penggunaan hORMONIK 
  • Dosis HORMONIK : 1-2cc/lt air atau 1-2 tutup HORMONIK + 3-5 tutup POC NASA setiap tangki semprot. Penyemprotan HORMONIK mulai usia 3-11 minggu, interval 7 hari sekali.
3.4.6. Penyiraman
  • Penyiraman sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai akan dipetik buahnya kecuali hujan. Saat menyiram jangan sampai air siraman membasahi daun dan air dari tanah jangan terkena daun dan buahnya. Penyiraman dilakukan pagi - pagi sekali. 
3.4.7. Pemeliharaan lain
a. Pemasangan Ajir
  • Ajir dipasang sesudah bibit mengeluarkan sulur - sulurnya. Tinggi ajir kurang lebih 150-200cm. Ajir terbuat dari bahan yang kuat sehingga mampu menahan beban buah kurang lebih 2-3 kg. Tempat ditancapkannya ajir kurang lebih 25cm dari pinggiran guludan baik kanan maupun kiri. supaya ajir lebih kokoh bisa menambahkan bambu panjang yang diletakkan di bagian pucuk segitiga antara bambu atau kayu yang menyilang, mengikuti barisan ajir - ajir dibelakangnya. 
b. Pemangkasan
  • Pemangkasan dilakukan pada tanaman melon bertujuan untuk memelihara cabang sesuai dengan yang dikenhendaki. Tinggi tanaman dibuat rata -  rata antara titik ke-20 sampai ke-25 (bagian ruas, cabang atau buku tanaman tersebut). Pemangkasan dilakukan kalau udara cerah dan kering, supaya bekas luka tidak diserang jamur. Waktu pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali, yang paling awal dipangkas adalah cabang yang dekat dengan tanah dan sisakan dua helai daun, kemudian cabang - cabang yang tumbuh dipangkas dengan menyisakan 2 helai daun. Pemangkasan dihentikan, jika ketinggian tanamannya sudah mencapai pada cabang ke 20 atau 25.
3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. HAMA
a.Kutu Aphis (Aphis gossypii Glover)
  • Ciri : mempunyai getah cairan yang mengandung madu dan di lihat dari kejauhan mengkilap. Aphis muda berwarna kuning, sedangkan yang dewasa mempunyai sayap dan berwarna agak kehitaman.  Gejala : daun tanaman menggulung, pucuk tanaman menjadi kering akibat cairan daun dihisap hama.  Pengendalian : (1) gulma selalu dibersihkan agar tidak menjadi iang hama, (2) semprot PESTONA atau NATURAL BVR.
b. Thrips (Thrips parvispinus karny)
  • Ciri : menyerang saat fase pembibitan sampai tanaman dewasa. Nimfa berwarna kekuning kuningan dan dewasa berwarna coklat kehitaman. Serangan dilakukan di musim kemarau.   Gejala : daun muda atau tunas baru menjadi keriting, dan bercak kekuningan, tanaman keriting dan kerdil serta tidak dapat membentuk buah secara normal.  Gejala ini harus diwaspadai karena telah tertular virus yang dibawa hama thrips. Pengendalian :  menyemprot dengan PESTONA atau NATURAL BVR.
3.5.2. PENYAKIT
a. Layu Bakteri
  • Penyebab : bakteri Erwina Tracheiphila E.F.Sm. Penyakit ini dapat disebarkan dengan perantara kumbang daun oteng - oteng (Aulacophora femoralis Motschulsky).  Gejala : daun dan cabang layu, terjadi pengerutan pada daun, warna daun menguning, mengering, akhirnya mati; daun tanaman layu satu persatu, meskipun warnanya tetap hijau. Apabila batang tanaman yang dipotong melintang akan mengeluarkan lendir putih kental dan lengket bahkan dapat ditarik seperti benang. Pengendalian : Penggunaan NATURAL GLIO sebelum tanam.
b. Penyakit busuk pangkal batang (gummy stem blight)
  • Penyebab : Cendawan Mycophaerekka melonis (Passerini) Chiu et Walker. Gejala : pangkal batang seperti tercelup minyak kemudian keluar lendir berwarna merah coklat dan kemudian tanaman layu dan mati; daun yang terserang akan mengering.  Pengendalian : (1) penggunaan mulsa PHP untuk mencegah kelembaban di sekitar pangkal batang karena penyiangan; (2) daun yang terserang dibersihkan. (3) gunakan NATURAL GLIO sebelum tanam sebagai pencegahan. 
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan perekat AERO 810, dosis kurang lebih 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
3.5.3. GULMA 
  • Gulma (tumbuhan pengganggu) merugikan tanaman, karena bersaing zat hara, tempat tumbuh, dan cahaya. Pencabutan gulma harus dilakukan sejak tumbuhan masih kecil, karena jika sudah besar akan merusak perakaran tanaman melon. 
3.6. PANEN
3.6.1. Ciri - ciri dan umur panen
a. Tanda / ciri penampilan tanaman siap panen:
  1. Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal. 
  2. Jala / Net pada kulit buah sangat nyata / kasar.
  3. Warna kulit hijau kekuningan. 
b. Umur panen kurang lebih 3 bulan setelah tanam.
c. Waktu pemanenan yang baik adalah pada pagi hari.
3.6.2. Cara panen
a. Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan                  minimal 2 cm untuk memperpanjang masa simpan buah. 
b. Tangkai dipotong berbentuk huruf "T" maksudnya agar            tangkai buah utuh.
c. Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan                     mengutamakan buah yang benar - benar telah siap                 dipanen. 
d. Buah yang telah dipanen disortir. Kerusakan buah akibat terbentur / cacat fisik lainnya, sebaiknya dihindari karena akan mengurangi harga jual.
3.6.3. Penyimpanan
  • Buah melon tidak boleh ditumpuk, yang boleh terangkut disimpan dalam gudang. Buah ditata rapi dengan dilapisi jerami kering. Tempat penyimpanan harus bersih, kering, dan bebas dari hama (kecoa, tikus, dll). Melon yang sudah terlalu masak jangan disatukan dengan buah yang setengah masak (mengkal). Buah yang mulai busuk harus dijauhkan dari tempat penyimpanan. 


informasi pemesanan HP / WA : 081234564177 






TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: BUDIDAYA MELON DENGAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA
Ditulis oleh NASA SURABAYA
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://www.nasasurabaya.com/2017/10/budidaya-melon.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Buat Email | Copyright of STOCKIST NASA SURABAYA L.1257.