BUDIDAYA STROWBERRY DENGAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA

Posted by NASA SURABAYA Sabtu, 21 Oktober 2017 0 komentar
BUDIDAYA STROBERRY


PENDAHULUAN
  • Prospek agrobisnis stroberrry di Indonesia cukup cerah dilihat dari daya serap pasar dan permintaan dunia dari tahun ke tahun  meningkat.
  • Dengan semangat ramah lingkungan PT NATURAL NUSANTARA berperan dalam meningkatkan kuantitas, kualitas, dan kelestarian terhadap lingkungan pada budidaya stroberry ini.

SYARAT PERTUMBUHAN
  • Lama penyinaran matahari 8-10 jam per hari. Curah hujan berkisar 600 - 700 mm per tahun. Suhu udara optimum antara 17-20 derajat celcius dan suhu udara minimum antara 4-5 derajat celcius dengan kelembaban udara 80-90%. Ketinggian tempat yang ideal antara 1000-2000 m dpl. 

PENGOLAHAN LAHAN
  • Sebelum lahan dibajak digenangi air terlebih dahulu semalam. Keesokan harinya dilakukan pembajakan sedalam sekitar 30 cm, setelah itu tanah dilakukan pengeringan baru dihaluskan.

PEMBENTUKAN BEDENGAN
  • Bentuk bedengan dengan ukuran lebar 80-120 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antar bedengan 60 cm, panjang menyesuaikan keadaan lahan. 

PENGAPURAN
  • Berikan dolomit sekitar 100-200 kg per 1000 m2 sesuai kondisi lahan.

PEMUPUKAN DASAR 
  • Taburkan pupuk Urea 20 kg + TSP 25 kg  + KCl 10 kg dan pupuk kandang 2-3 ton dalam 1000 m2. POC NASA disiramkan 500 ml atau 1 botol/1000 m2 ditambahkan air secukupnya. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik, POC NASA diganti SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter sebagai larutan induk, kemudian ambil 50 liter air dan tambahkan 200 cc larutan induk tadi. Setelah itu siramkan ke bedengan secara merata. 1 botol SUPERNASA bisa untuk 1000-2000 m2.

PEMBERIAN NATURAL GLIO
  • Untuk mencegah serangan penyakit karena jamur utamanya layu tebarkan NATURAL GLIO yang telah dicampur dengan pupuk kandang dan didiamkan selama seminggu. 1 kemasan NATURAL GLIO dicampur dengan 25-30 kg pupuk kandang untuk luasan sekitar 1000 m2.

PEMASANGAN MULSA
  • Pemasangan mulsa plastik pada saat matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga dapat tepat menutup bedengan dengan tepat. 

PEMBUATAN LUBANG TANAM
  • Diameter lubang kurang lebih 10 cm, dengan jarak lubang 30-50 cm. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap - hadapan membentuk segiempat. 

CARA PENANAMAN
  • Pindahkan bibit beserta medianya, sebaiknya bibit dikondisikan selama sebulan sebelum tanam di kebun, dan saat penanaman usahakan perakaran tidak rusak saat membuka polybag.

PENYULAMAN
  • Penyulaman paling lambat 15-30 hari setelah tanam, pada sore hari dan segera disiram. 

PENYIANGAN
  • Penyiangan dilakukan pada gulma / rumput liar yang menyaingi kehidupan tanaman.

PEMANGKASAN
  • Dilakukan pada sulur yang kurang produktif, rimbun, serta pada bunga pertama untuk memperoleh buah yang prima.

PEMUPUKAN SUSULAN
  • Pupuk diberikan pada umur 1,5 - 2 bulan setelah tanam dengan NPK (16-16-16) sebanyak 5 kg yang dilarutkan dalam 200 liter air, kemudian dikocorkan sebanyak 350-500 cc / tanaman. Pemupukan tergantung juga jenis dan kondisi tanah setempat. 

PENGGUNAAN POC NASA DAN HORMONIK
  • Semprotkan 3-4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK per tangki 14 liter 1 bulan setelah tanam dengan interval 7-10 hari sekali.


PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
A. Hama 
  1. Kutu daun (Chaetosiphon Fragaefolii). Bagian yang diserang : permukaan daun bagian bawah, kuncup bunga, pucuk atau batang muda. Gejala : pucuk atau daun keriput, keriting, kadang - kadang pembentukan daun atau buah terhambat. Pencegahan gunakan PENTANA + AERO 810 atau Natural BVR sejak awal.
  2. Tungau (Tetranychus sp - Tarsonemus sp). Bagian yang diserang : daun, tangkai, dan buah. Gejala : daun, bercak kuning, coklat, keriting, akhirnya rontok. Pencegahan sejak awal PENTANA + AERO 810 atau Natural BVR.
  3. Kumbang penggerek bunga (Anthonomus rubi). Kumbang penggerek akar (Othiorhychus rugosostriatus), kumbang penggerek batang (O. Sulcatus). Gejala serangan : adanya bubuk berupa tepung pada bagian yang digereknya. Pencegahan : semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 secara bergantian.
B. Penyakit

  1. Layu verticillium (Verticillium dahliae). Bagian yang diserang : mulai dari akar, daun, hingga tanaman.Gejala : daun yang terinfeksi mula - mula berwarna kuning hingga kecoklatan, serangan berat akan mengakibatkan kematian pada tanaman. Pengendalian : perbaikan drainase, sanitasi kebun. Pencegahan : gunakan Natural GLIO sebelum tanam. 
  2. Busuk buah matang / Ripe Fruit Rot (Colletotrichum fragaiae Brook) Busuk Rhizopus / Rhizopus spot (Rhizopus stolonifer). Bagian yang diserang buah. Gejala : RFR yang khas hanya pada buah yang masak saja dengan buah busuk disertai massa spora berwarna merah jambu. Pada RS, buah busuk lunak, berair, bila dipijit keluar cairan keruh. Pengendalian : musnahkan buah yang terinfeksi, perbaiki drainase kebun, pemulsaan, rotasi tanaman, pencegahan gunakan Natural GLIO sebelum  tanam yang dicampur dengan pupuk kandang yang telah jadi. 
  3. Busuk akar (Idriella lunata, Pythium ulmatum, Rhizoctonia solani). Bagian yang diserang : akar tanaman, Gejala : Idriella menyebabkan ujung - ujung akar tanaman berwarna hitam dan busuk, sedangkan Pythium mengakibatkan batang batas akar di permukaan tanah busuk berarna coklat hingga hitam. Sementara jamur rhizoctonia mengakibatkan sistem perakaran busuk kebasah - basahan. Pengendalian : cabut dan musnahkan tanaman yang terserang berat, tambahkan kapur untuk tanah, lakukan rotasi tanaman, perbaikan drainase tanaman. Pencegahan berikan Natural GLIO yang telah dicampur pupuk kandang matang sebelum tanam.
  4. Empulur merah (Phytophtora fragrariae). Bagian yang diserang : perakaran ranaman. Gejala : tanaman kerdil, daun tudak segar bahkan dapat layu, bila diamati akar dan pangkal batang yang terinfeksi pada empulurnya akan tampak berwarna merah. Penyakit ini mengakibatkan serangan hebat pada kondisi drainase jelek dan masa / pH rendah. Pengendalian : perbaiki drainase, pengapuran ranah, rotasi tanaman, gunakan bibit yang sehat, dan hindari luka mekanis pada pemeliharaan, musnahkan tanaman yang terinfeksi berat. Pencegahan : sebarkan Natural GLIO yang telah dicampur pupuk kandang matang sebelum tanam. 

Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternatif terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan perekat perata pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki.


PANEN
  • Tanaman stroberry mulai berbunga pada umur 2 bulan setelah tanam. Namun pembuahan atau pembungaan pertama sebaiknya dibuang atau dipangkas karena belum bisa berproduksi secara optimum. Setelah tanaman berumur 4 bulan mulai diarahkan untuk lebih produktif berbunga dan berbuah. Panen dilakukan dengan dipetik atau digunting bagian tangkai buah beserta kelopaknya, dan dilakukan secara periodik 2x seminggu.



informasi pemesanan HP / WA : 081234564177 
site www.agenptnasa.com
       www.nasasurabaya.com
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: BUDIDAYA STROWBERRY DENGAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA
Ditulis oleh NASA SURABAYA
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://www.nasasurabaya.com/2017/10/budidaya-strowberry.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Buat Email | Copyright of STOCKIST NASA SURABAYA L.1257.