MENSIASATI KELANGKAAN HMT, HIJAUAN MAKANAN TERNAK

Posted by NASA SURABAYA Sabtu, 07 Oktober 2017 0 komentar
Peternakan

  • Menyiasati kelangkaan pakan hijauan di musim kemarau

Pakan merupakan salah satu faktor produksi yang penting dalam budidaya peternakan. Pakan menentukan produktivitas dan tingkat keuntungan hasil budidaya nantinya. Pakan hijauan sebagai salah satu pakan yang harus tersedia bagi ternak, khususnya ternak ruminansia. Sumber hijauan pakan ternak berupa rumput - rumput jenis unggul, daun - daunan tanamn perdu, daun tanaman leguminosa dan hasil samping kegiatan pertanian.




  • pengawetan hijauan pakan ternak 

Dalam setahun ketersediaan pakan hijauan mengalami pasang surut seiring dengan musim. Pada musim hujan ketersediaannya akan melimpah karena tanaman mempunyai kecepatan tumbuh yang tinggi, jadi ketersediaan hijauan ataupun limbah hasil pertanian pada musim tersebut akan berlimpah (jerami padi, sisa tanaman jagung, kacang-kacangan). Sedangkan pada musim kemarau akan terjadi sebaliknya. Sehingga perlu upaya agar pakan hijauan bisa tersedia sepanjang tahun. pengawetan hijauan bertujuan agar pemberian hijauan sebagai pakan ternak dapat berlangsung secara merata sepanjang tahun. Pengawetan hijauan merupakan bagian dari sistem produksi ternak.

Pengawetan maksudnya adalah melakukan penimbunan / penyimpanan hijauan pakan ternak namun kita bisa mempertahankan atau bahkan meningkatkan kandungan nutrisi pakan. Jika pakan hanya disimpan tanpa dilakukan perlakuan tertentu maka hijauan akan mengalami kerusakan baik secara fisik maupun kandungan nutrisinya.
Fungsi pengawetan akan tercapai bila setelah hijauan ataupun limbah pertanian dipanen segera dilakukan pencacahan baik dengan golok atau chopper rumput. Hal ini merupakan upaya agar proses respirasi yang terjadi pada sel tanaman segera terputus dan berhenti. Tujuannya adalah agar kandungan air hijauan dapat mencapai titik fimana aktifitas air dalam sel tanaman dapat mencegah perkembangan mikroba. 
Pengawetan tersebut akan berdampak pada keadaan fisik serta komposisi kimia hijauan tersebut antara lain dengan kehilangan sebagian dari zat makanan (gizi tanaman/nutrien) yang nantinya akan berdampak pada nilai nutrisi hijauan tersebut.

Silase
Silase adalah salah satu teknik pengawetan pakan hijauan. Silase umunya dibuat dari tanaman rerumputan (dari suku gramineae), termasuk juga jagung, sorghum dan serealia lainnya dengan memanfaatkan seluruh bagian tanaman, tidak hanya biji-bijiannya. Silase juga bisa dibuat dari hijauan kelapa sawit, singkong, padi, rami dan limbah pasar. Silase dapat dibuat dengan menempatkan potongan hijauan didalam silo, menumpuknya dengan ditutup plastik, 
atau dengan membungkusnya membentuk gulungan besar (bale).
Cara membuat silase :
  1. Hijauan dipotong-potong dengan ukuran 5-10 cm.
  2. Siapkan adonan untu fermentasi, yaitu air ditambah dedek atau bekatul, tetes tebu, gaplek, dan starter bakteri yang bisa menggunakan TANGGUH PROBIOTIK dengan dosis 2 tutup untuk 100 kg bahan pakan. Aduk adonan ini secara merata.
  3. campurkan adonan tadi dengan hijauan yang sudah dicacah secara merata hingga seluruh bagian hijauan terkena larutan adonan.
  4. Simpan hijauan yang sudah tercampur dengan adonan dalam wadah yang tertutup rapat hingga tidak bisa keluar masuk.
  5. Penyimpanan dilakukan selaa 1 minggu hingga 21 hari.
  6. Setelah proses fermentasi selesai pakan dibuka dan dicek hasilnya. Apabila proses berhasil yang ditandai dengan pakan berbau asam dan tidak adanya jamur maka pakan sudah bisa diberikan. Sisa pakan yang belum habis bisa diberikan sesuai kebutuhan ternak.
Manfaat Silase adalah sebagai berikut :
  1. Selama fermentasi, bakteri yang berperan di dalamnya bekerja pada kandungan selulosa dan karbohidrat pada pakan untuk menghasilkan asam lemak volatil seperti asam asetat, propionat, laktat dan butirat. Keberadaan asam lemak menurunkan pH sehingga menciptakan lingkungan dimana bakteri perusak tidak bisa hidup. Sehingga asam lemak volatil berperan sebagai pengawet alami. Pengawet ini merupakan hal yang penting dilakukan ketika pakan hijauan tidak tersedia di musim dingin.
  2. Ketika melalui proses fermentasi, selulosa dari hijauan pecah sehingga ketika dimakan oleh hewan ternak, jalur pencernaan pada perut ruminansia menjadi lebih singkat sehingga mempercepat penyerapan nutrisi.
  3. Beberapa organisme pelaku fermentasi memproduksi vitamin, seperti lactobacillus yang menghasilkan asam folat dan vitamin B12.
  4. Silase dapat ditambah dengan berbagai bahan seperti bekatul selama proses pembuatannya, untuk menambah nutrisi dan memperbaiki karakteristik fisik dan kimiawi silase.
  5. Fermentasi menghasilkan panas, karena energi kimia dari pakan hijauan digunakan oleh bakteri untuk melakukan fermentasi. Sehingga kandungan energi silase umunya lebih rendah daripada hijauan. Namun kekurangan ini dapat diabaikan mengingat begitu banyaknya manfaat silase. Selain itu, dengan pecahnya selulosa, energi yang digunakan hewan ruminansia untuk mencerna silase menjadi lebih sedikit.





informasi pemesanan HP / WA : 081234564177 


TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: MENSIASATI KELANGKAAN HMT, HIJAUAN MAKANAN TERNAK
Ditulis oleh NASA SURABAYA
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://www.nasasurabaya.com/2017/10/mensiasati-kelangkaan-hmt-hijauan.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Buat Email | Copyright of STOCKIST NASA SURABAYA L.1257.