TEKNIS BUDIDAYA GINSENG DENGAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA

Posted by NASA SURABAYA Senin, 23 Oktober 2017 0 komentar
BUDIDAYA TANAMAN GINSENG


I. PENDAHULUAN
  • Trend "back to nature" pada industri farmasi, kosmetika, makanan, dan minuman ringan, telah memacu peningkatan permintaan ginseng. Tingginya permintaan tersebut perlu diimbangi dengan teknologi budidaya tanaman yang memenuhi aspek K-3 (kuatitas, kualitas, dan kelestarian) seperti yang telah diterapkan PT. Natural Nusantara.
II. SYARAT TUMBUH
  • Diutamakan di lahan terbuka. Tanah gembur, kandungan bahan organik tinggi, aerasi dan drainase baik.
  • Keasaman (pH) tanah 5,5 - 7,2.
  • Curah hujan 1000-2500 mm/th.
  • Suhu berkisar 20-33 derajat celcius. 
  • Kelembaban tempat berkisar 0-1600 dpl.
III. PENGOLAHAN TANAH
  • Siapkan Natural GLIO (10 pak/ha) dicampur pupuk kandang matang (25-50 kg/kemasan). Simpan dalam karung terbuka selama 1-2 minggu. 
  • Tebarkan dolomite / kapur pertanian (2-4 ton/ha) pada lahan yang masih terbuka paling lambat 2 minggu sebelum tanam.
  • Luku dan garu segera setelah dolomit disebarkan. Diamkan selama 1 minggu.
  • Buat bedengan membujur arah timur - barat, lebar bedengan 100-120 cm, tinggi 40-60 cm. Jarak antar bedengan 40-50 cm.
  • Diamkan sekitar 1 minggu.
  • Buat parit mengelilingi lahan lebar 40-50 cm, kedalaman 50-60 cm.
  • Setelah 1 minggu, gemburkan permukaan bedengan secukupnya.
  • Tebarkan hasil campuran Natural GLIO dan pupuk kandang merata pada permukaan tanah.
  • Tambahkan pupuk kandang matang 20-40 ton/ha merata pada permukaan bedengan. Jika tidak ada pupuk kandang, penggunaan POP SUPERNASA / POWER NUTRITION, POC NASA dan HORMONIK dapat menggantikannya.
  • Siapkan larutan induk POP SUPERNASA / POWER NUTRITION (1 botol/3 liter air). aduk hingga larut. Dosis POP SUPERNASA 5 botol/ha jika pakai pupuk kandang sesuai dosis anjuran atau 10 botol/ha jika tidak pakai pupuk kandang. Dari larutan induk POP SUPERNASA / POWER NUTRITION 3000 cc, diambil 200-300 cc dicampur dengan 0,25 kg NPK majemuk lalu dilarutkan atau diencerkan dalam 50 liter air. 
  • Dari hasil 50 liter air tersebut siramkan pada permukaan bedengan, caranya pakai gembor 10 liter /  kurang lebih 8 meter panjang bedengan, atau 200-300 cc /lubang tanam.
  • Tebarkan hasil campuran Natural GLIO dan pupuk kandang merata di permukaan bedengan atau dalam setiap lubang tanam.
IV. PEMBIBITAN DAN PENANAMAN 
  • Diutamakan pakai bibit dari setek batang.
  • Gunakan induk tanaman sehat, tidak terindikasi gejala serangan hama dan penyakit, umur tidak terlalu muda dan terlalu tua, segar dan tidak layu, warna cerah / mengkilap.
  • Bibit hasil setek diistirahatkan / disimpan di tempat lembab selama 2-4 hari.
  • Sebelum tanam, pangkal bibit dipotong miring kurang lebih 45 derajat menggunakan pisau tajam dan bersih.
  • Pangkal bibit direndam 20-30 menit dalam larutan POC NASA (1-2 tutup) + HORMONIK (0,5 -1 tutup) + (1-2 sdm) Natural GLIO per 10 liter air.
  • Bibit dikeringkan kurang lebih 1-2 jam.
  • Penanaman dilakukan sore hari, jarak tanam 50x60 cm atau 60x70 cm.
V. PEMELIHARAAN TANAMAN 
  • Penyiraman. Pemberian air tidak boleh berlebihan ataupun kekurangan. Usia 0-21 hst ( hari setelah tanam) disiram tiap hari secukupnya. Sejak usia kurang lebih 100 hst penyiraman dikurangi atau dihentikan.
  • Penyulaman. Jika diperlukan, hingga 15 hst.
  • Pemupukan susulan : 
  1. Pengocoran larutan pupuk : NPK majemuk 0,25 kg + 50 liter air. Berikan 200-300 cc/lubang tanam setiap 2 minggu sekali hingga usia 100 hst.
  2. Penyemprotan pupuk lewat daun dilakukan 1 minggu sekali hingga 100 hari setelah tanam, pakai 3-5 tutup POC NASA  + 1 tutup HORMONIK dalam tangki 14 atau 17 liter.
  • Penyiangan, pendangiran, dan pembumbunan. Dilakukan bersamaan setiap 2 minggu sekali terutama pada usia 14-65 hst. 
  • Perempelan I. Pada 20 hst disisakan 2-3 batang utama. Perempelan selanjutnya adalah perempelan tunas ketiak daun setiap 2 minggu sekali hingga usia 65 hst.

VI. HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN

4.1. Hama 
  • 4.1.1. Bekicot. Biasanya aktif pada malam hari, dan perlu diwaspadai keberadaanya. Pengendalian dengan cara dikumpulkan dan dimusnahkan.
  • 4.1.2. Ulat. Banyak jenis ulat yang menyerang pada ginseng terutama ulat grayak (Spodoptera sp.), Ulat penggulung daun (Lamprosema sp.), dan ulat jenis lainnya. Pengendalian : dengan cara mematikan ulat, semprot VITURA atau PESTONA atau PENTANA + AERO 810 dan alternatif terakhir dengan insektisida kimia.
  • 4.1.3. Uret / Lundi. Hama ini menyerang akar bahkan bis ake umbi sehingga tanaman lama - kelamaan bisa layu dan akhirnya mati. Pada saat tanam bisa ditaburkan dedak + PESTONA di sekeliling tanaman.

4.2. Penyakit

  • 4.2.1. Penyakit busuk leher batang. Penyebabnya jamur Phytium sp. atau Sclerotium sp. Biasanya di awal tanam ginseng mengalami pembusukan yang disebabkan oleh kelembaban tanah yang berlebihan. Leher batang atau pangkal batang tampak berwarna kelabu atau kecoklatan, lunak kebasahan dan melekuk ke dalam. Jamur ini dapat menjalar ke bagian umbi, lama - kelamaan daun tampak layu. Pengendalian dengan cara pengaturan drainase, kebun tidak becek dan tidak lembab. Pencegahan sejak awal sebelum tanam gunakan Natural GLIO.
  • 4.2.2. Penyakit Umbi Busuk. Penyebabnya jamur Phythopthora sp. Gejalanya daun yang mulanya hijau berubah menjadi kuning. Lama - kelamaan menjalar hingga menyebabkan kematian. Bila tanaman dicabut pada pangkal umbi / batang tampak bulu - bulu putih kemudian berubah menjadi bulat - bulatan dan akhirnya berubah menjadi coklat tua sampai hitam. Pengendalian : gunakan Natural GLIO sebelum tanam, jaga kelembaban tanah dan alternatif terakhir dengan fungisida sistemik.
  • 4.2.3. Penyakit layu. Bisa disebabkan jamur Fusarium sp. atau bakteri Pseudomonas sp. Tetapi kebanyakan disebabkan jamur Fusarium. Mulanya tulang daun menguning, kemudian menjalar ke tangkai daun dan akhirnya daun menjadi layu. Pengendalian dengan cara sebarkan Natural GLIO sebelum tanam dan celupkan stek sebelum tanam ke dalam POC NASA dicampur Natural GLIO.
VII. PANEN
  • Tanaman ginseng dipanen umur 4-5 bulan tergantung pertumbuhan dan keadaan umbi. Cirinya: batang semula hijau berubah merah, daun menguning, dan mulai rontok, berbunga dan mengeluarkan biji, umbi bila didangir sudah cukup besar (diameter diatas 1 cm).
  • Pemanenan pada pagi hari saat kondisi cerah, tidak hujan dan daun tidak berembun lagi, tanah kering. 
  • Umbi dipanen sekaligus dengan menggunakan garpu tanah untuk menggemburkan permukaan tanah.
  • Sebelum umbi dicabut pangkal batang tanaman dipangkas dan dipisahkan dari batang serta daunnya. Pencabutan umbi harus dilakukan hati - hati, jangan sampai umbinya putus dan tertinggal dalam tanah. Umbi yang telah dicabut dibersihkan dan dibawa ke tempat teduh untuk penyortiran.
informasi pemesanan HP / WA : 081234564177 
site www.agenptnasa.com
       www.nasasurabaya.com




TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: TEKNIS BUDIDAYA GINSENG DENGAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA
Ditulis oleh NASA SURABAYA
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://www.nasasurabaya.com/2017/10/teknis-budidaya-ginseng.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Buat Email | Copyright of STOCKIST NASA SURABAYA L.1257.