TEKNIS BUDIDAYA MENTIMUN DENGAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA
Kamis, 19 Oktober 2017
0
komentar
TEKNIS BUDIDAYA MENTIMUN
(CUCUCMIS SATIVUS L.)
I. PENDAHULUAN
- Produksi mentimun di Indonesia masih sangat rendah padahal potensinya masih bisa ditingkatkan. Untuk itu PT. NATURAL NUSANTARA berupaya turut membantu meningkatkan produksi secara kualitas, kuantitas, dan kelestarian (K-3).
II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
- Adaptasi mentimun pada berbagai iklim cukup tinggi, namun pertumbuhan optimum pada iklim kering. Cukup mendapat sinar matahari, temperatur (21,1 - 26,7 derajat celcius). dan tidak banyak hujan. Ketinggian optimum 1.000-1.200 m dpl.
2.2. Media Tanam
- Tanah gembur, banyak mengandung humus, tata air baik, tanah mudah meresapka air, pH tanah 6 - 7.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
- a. Siapkan Natural GLIO dan campurkan dengan pupuk kandang matang, diamkan 1 minggu.
- Siapkan tanah halus dan pukan dapat diganti POP SUPERNASA / POC NASA yang telah dicampur Natural GLIO (tanah : pukan = 7:3) dan masukkan polybag.
- Rendam benih dalam larutan POC NASA dan air hangat (2cc/l) selama 30 menit.
- d. Peram selama 12 jam. Setiap benih yang berkecambah dipindahkan ke polybag sedalam 0,5 - 1 cm.
- Polybag dinaungi plastik bening dan bibit disiram dua kali sehari.
- Semprotkan POC NASA 2 tutup/tangki pada 7 hari setelah tanam.
- Setelah berumur 12 hari atau berdaun 3 - 4 helai, bibit dipindahkan ke kebun.
3.2. Pengolahan Media Tanam
- Bersihkan lahan dari gulma, rumput, pohon yang tida diperlukan.
- Berikan kalsit / dolomit (pH tanah < 6 : 1- 2 ton/ha).
- Tanah dibajak atau dicangkul 30 - 35 cm sambil membalikkan tanah dan biarkan 2 minggu.
- Olah kembali tanah sambil membuat bedengan lebar 120 cm, tinggi 30 - 40 cm dan jarak antar bedengan 30 cm.
- Tambahkan pupuk kandang 20 - 30 ton/ha atau 0,5 kg pupuk kandang ke setiap lubang tanam 40x40x40 cm.
- Berikan pupuk NPK 100 kg/ha (1/3 dari dosis keseluruhan).
- Siramkan POC SUPERNASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis kurang lebih 1 botol/1.000 m2 dengan cara : Alternatif 1 (1 botol POC SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 liter air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan). Alternatif 2 (setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan POP SUPERNASA untuk menyiram 5 - 10 meter bedengan.
- Pasang mulsa dan 1 minggu kemudian buat lubang tanam.
- Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dengan pukan pada setiap lubang tanam (1 kemasan + 5 - 10 meter bedengan.
3.3. Penanaman
- Siram bibit dalam polybag dengan air.
- Keluarkan bibir bersama medianya dari polybag.
- Tanamkan bibit di lubang tanam dan padatkan tanah disekitar batang.
3.4. Pemeliharaan Tanaman
- Tanaman yang rusak atau mati dicabut dan segera disulam dengan tanaman yang baik.
- Bersihkan gulma (bisa bersama waktu pemupukan).
- Pasang ajir pada 5 hst (hari setelah tanam) untuk merambatkan tanaman.
- Daun yang terlalu lebat dipangkas, dilakukan 3 minggu setelah tanam pada pagi atau sore hari.
- Pengairan dan penyiraman rutin dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan cara disiram atau menggenangi lahan selama 15 - 30 menit. Selanjutnya pengairan hanya dilakukan jika diperlukan dan diintensifkan kembali pada masa pembungaan dan pembuahan.
Catatan : dosis pupuk bervariasi sesuai kondisi dan jenis tanah.
3.6. Hama dan Penyakit
3.6.1. Hama
a. Oteng - Oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora Similis Oliver).
- Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.
b. Ulat Tanah (Agrotis Ipsilon)
- Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda. Gejala : Batang tanaman dipotong disekitar leher akar.
- Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur. Gejala : memakan daging buah sehingga buah abnormal dan membusuk. Pengendali : Natural METILAT.
- Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap sampai hitam. Gejala : menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, keriting, dan menggulung. Kutu ini juga penyebar virus. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA / PENTANA + AERO 810.
3.6.2. Penyakit
a. Busuk Daun (Downy Mildew)
- Penyebab : Pseudoperonospora Cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16-22 derajat celcius dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
- Penyebab : cendawan Erysiphe Cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di musim kemarau dengan kelembaban tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
- Penyebab : cendawan Colletotrichum Lagenarium Pass. Gejala : bercak - bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut - sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas ke batang, tangkai, dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna jambu. Pengendalian : pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
- Penyebab : Cucumber Mosaic Virus (CMV), Potato Virus Mosaic (PVM), Tobacco Etch Virus (TEV), Otato bushy stunt virus (TBSV), Serangga Vektor adalah kutu daun Myzus Persicae Sulz dan Aphis Gossypii Glov. Gejala : daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun menggulung, tanaman kerdil. Pengendalian : dengan mengendalikan serangga vektor dengan Natural BVR atau PESTONA, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit, dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae.
- Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi pada buah mentimun muda. Gejala : ada bercak basah yang mengeluarkan cairan yang jika mengering akan seperti karet; bila menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus. Pengendalian : pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
- Penyebab : cendawan (1)Phytium Aphinadermatum (Edson) Fizt. ; (2)Phytopthora sp. , Fusarium sp. ; (3)Rhizopus sp. , (4)Erwinia Carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan. Gejala (1)Phytium Aphinadermantum : buah busuk basah dan jika ditekan, buah pecah; (2)Phytopthora : bercak agak basah yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut; (3)Rhizophus : bercak agak basah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah; (4)Erwina Carotovora : buah membusuk, hancur dan berbau busuk. Pengendalian : dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati - hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu antara 5 - 7 derajat celcius. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam sebagai pencegahan.
3.7. Panen
3.7.1. Ciri dan Umur Panen
- Buah mentimun muda lokal untuk sayuran, asinan atau acar umumnya dipetik 2-3 bulan setelah tanam, mentimun hibrida dipanen 42 hari setelah tanam. Mentimun suri dipanen setelah matang.
- Buah dipanen di pagi hari sebelum jam 9.00 dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam.
- Mentimun sayur dipanen 5 - 10 hari sekali tergantung dari varitas dan ukuran / umur buah yang dikehendaki.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: TEKNIS BUDIDAYA MENTIMUN DENGAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA
Ditulis oleh NASA SURABAYA
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://www.nasasurabaya.com/2017/10/teknis-budidaya-mentimun.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh NASA SURABAYA
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar