TEKNIS BUDIDAYA NILAM DENGAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA

Posted by NASA SURABAYA Minggu, 15 Oktober 2017 0 komentar
TEKNIS BUDIDAYA NILAM 
(Pogostemon sp.)

A. PENDAHULUAN 
  • Minyak nilam memberikan sumbangan cukup besar dalam menghasilkan devisa negara di antara minyak atsiri lainnya. Namun produksi minyak nilam di Indonesia masih terbatas dan produksinya belum optimal. PT Natural Nusantara berusaha meningkatkan produksi minyak nilam secara kuantitas, kualitas, dan kelestarian lingkungan (Aspek K-3).
B. EKOLOGI
  • Tanaman nilam dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi dengan ketinggian optimal 10 - 400 m dpl, curah hujan antara 2.500 - 3.500 mm/th, dan merata sepanjang tahun, suhu 24 - 28 derajat celcius, kelembaban lebih dari 75%,intensitas penyinaran matahari cukup, tanah subur dan gembur kaya akan humus. 
C. PEMBIBITAN
  • Stek diambil dari batang atau cabang yang sudah mengayu dari bagian tengah, berdiameter 0,8 - 1,0 cm, kurang lebih 15 - 23 cm, dan paling sedikit 3 - 5 mata tunas. 
  • Siapkan bedengan persemaian, ukuran lebar 1,5 m, tinggi 30 cm dan panjang tergantung kebutuhan, parit selebar 30 - 40 cm dan dalamnya kurang lebih 50 cm.
  • Tanah bedengan diolah sampai gembur dicampur pasir dengan perbandingan 2:1 dan selanjutnya diberi pupuk kandang matang yang telah dicampur Natural GLIO (1 sachet Natural GLIO + 25 - 50 kg pupuk kandang).
  • Buat naungan menghadap ke timur dengan ketinggian 180 cm timur dan 120 cm barat, letakkan daun kelapa atau alang - alang di atas para - para.
  • Stek ditanam posisi miring, bersudut 45 derajat sedalam 10 cm dan jarak tanam 10 x 10 cm.
  • Siram dengan POC NASA (2-3 tutup) + HORMONIK (1 tutup) per 10 - 15 liter air. 
  • Setelah umur 3 - 4 minggu bibit sudah siap dipindahkan ke lapangan (2 - 4 hari) sebelum bibit dipindah semprot POC NASA (3 - 4 tutup/tangki).
D. PENGOLAHAN LAHAN
  • Lahan dibersihkan dari jenis rumput - rumputan, kayu - kayuan, dan semak belukar. 
  • Tanah dicangkul atau dibajak serta digaru.
  • Buat parit - parit pembuangan air lebar 30 - 40 cm dan dalamnya 50 cm. 
E. JARAK TANAM
  • Dataran rendah yang tanahnya subur 100 x 100 cm, tanah yang kandungan liatnya tinggi 50 x 100 cm. 
  • Pada tanah lipatit, 75 x 75 cm. Tanah berbukit dengan mengikuti garis contour 50 x 100 cm atau 30 x 100 cm.
F. PENANAMAN
  • Secara tidak langsung. Bibit stek dicabut dari persemaian umur 3 - 4 minggu, bila akar terlalu panjang sebaiknya dipotong supaya tidak mudah terserang busuk akar. Setiap lubang tanam ditanami 1 - 2 bibit stek. 
  • Secara langsung. Tanam stek secara langsung di lahan 2 - 3 stek per lubang tanam.
Catatan : Akan lebih baik pada penanaman secara langsung, sebelum ditanam stek direndam dulu dalam POC NASA (1 - 2 tutup) + HORMONIK (1 tutup) per 5 - 10 liter.
G. PEMUPUKAN
  • Pemupukan dengan cara melingkar disekeliling pangkal tanaman.
  • Dosis pupuk makro yang digunakan kurang lebih adalah: 
  • Siramkan SUPER NASA yang telah dicampur air, merata diatas bedengan, dosis kurang lebih 1 botol/1000 m2 dengan cara :
  1. Alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air (jadi larutan induk). Kemudian setiap 50 liter air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
  2. Alternatif 2 :  setiap 1 gembor (10 liter) beri 1 sendok peres makan SUPER NASA untuk menyiram 5 - 10 meter bedengan.

  • POC NASA disemprotkan umur 20, 30, 50, dan 60 hari setelah tanam dengan dosis 4 - 5 tutup/tangki atau POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1 tutup)/tangki.
H. PENYULAMAN

  • Penyulaman dilakukan satu bulan setelah tanam untuk mengganti tanaman yang mati atau kurang normal.

I. PENYIANGAN
  • Dilkakukan 2 bulan setelah tanam atau saat tanaman mencapai tinggi 20 - 30 cm dan cabang bertingkat dengan radius 20 cm. Selanjutnya setiap 3 bulan sekali.
J. PEMANGKASAN
  • Penjarangan dan pemangkasan dilakukan pada umur 3 bulan setelah tanam. Penjarangan dengan mencabut tanaman yang jaraknya terlalu rapat. 
  • Pemangkasan pada tanaman yang terlalu rimbun dan menutupi cabang lainnya, yaitu pada cabang dari tingkat 3 ke atas. Untuk mempercepat tumbuhnya tunas baru, sebaiknya dalam tiap rumpun dibiarkan 1 cabang saja yang tumbuh dan semprot dengan POC NASA (3 - 4 tutup) + HORMONIK (1 - 2 tutup) setelah pemangkasan.
K. PEMBUMBUNAN
  • Dilakukan setelah panen, cabang - cabang yang ditinggalkan setelah panen dan letaknya dekat dengan tanah ditimbun di dekat ujungnya setinggi 10 - 15 cm. Sedang cabang - cabang yang letaknya jauh dari tanah dipatahkan di bagian ujungnya, tetapi tidak terputus dari batangnya, sesudah itu bagian yang patah ditimbun dengan tanah.
L. PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama 
a. Ulat penggulung daun (Pachyzaneba stutalis). Ulat hidup dalam gulungan daun muda, sambil memakan daun yang tumbuh, serangan berat hanya tinggal tulang - tulang daun saja. Pengendalian : kumpulkan dan musnahkan.
b. Belalang (Orthoptera). Hama ini memakan daun, sehingga tanaman menjadi gundul. Serangan berat batang dimakan akhirnya mati. Pengendalian : sanitasi lingkungan.
c. Criket pemakan daun (Gryllidae). Memakan daun muda sehingga daun berlubang - lubang dan produksi turun. Pengencalian : sanitasi lingkungan.
2. Penyakit
a. Budok (hoprosep). Penyebabnya adalah virus, gejala daun keriting, berwarna abu - abu dan rontok, terbentuk benjolan - benjolan pada batang sampai akar bila dipijit baunya tidka enak. Penyakit ini tumbuh setelah musim kemaraudan disebabkan oleh pemangkasan yang terlalu berat saat panen. Pengendalian : sanitasi kebun, alat - alat kerja steril.
b. Penyakit busuk batang. Penyebabnya jamur Fusarium sp. dan menyerang pada akar atau batang. Batang terserang akan mengerut, warna berubah coklat lalu menghitam di sekeliling batang dan akhirnya mati. Pengendalian : kurangi kelembaban dengan cara dipangkas, hindari luka, gunakan Natural GLIO + SUPERNASA.
Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, dapat digunakan pestisida kimia sesuai anjuran. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan perekat perata AERO 810, dosis kurang lebih 5 ml (1/2 tutup) pertangki.
M. PANEN DAN PASCA PANEN
  • Panen dapat dilakukan pada umur 6 - 8 bulan setelah tanam.
  • Semua bagian tanaman nilam, yaitu akar, batang, cabang dan daun mengandung minyak atsiri.
  • Alat yang digunakan sabit, gunting, atau parang, yang tajam dan bersih.
  • Panen pertama, bagian yang boleh dipangkas adalah cabang - cabang dari tingkat 2 ke atas, sedang cabang - cabang tingkat pertama ditinggalkan.
  • Selesai panen pertama, bila cabang - cabang pertama jauh dari tanah dirundukkan tetapi tidak putus kemudian ditimbun tanah pada setiap tunasnya.
  • Setelah tanaman umur 9 bulan, tanaman dapat dipanen kedua kalinya dengan cara seperti panen pertama, sehingga akan diperoleh cabang - cabang baru dan anakan baru.
  • Demikian selanjutnya sampai panenan pada bulan ke - 12, 15, 18, 21, 24, dst.
  • Panenan daun nilam dipotong - potong kurang lebih 3 - 5 cm kemudian dijemur di bawah sinar matahari sampai kadar air 15% kemudian disuling. 

informasi pemesanan HP/WA: 081234564177 
site www.agenptnasa.com
     www.nasasurabaya.com




TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: TEKNIS BUDIDAYA NILAM DENGAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA
Ditulis oleh NASA SURABAYA
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://www.nasasurabaya.com/2017/10/teknis-budidaya-nilam.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Buat Email | Copyright of STOCKIST NASA SURABAYA L.1257.