TEKNIS BUDIDAYA PANILI DENGAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA

Posted by NASA SURABAYA Rabu, 18 Oktober 2017 0 komentar
TEKNIS BUDIDAYA PANILI
( VANILLA PLANIFOLIA, A. )

A. PENDAHULUAN 
  • Tanaman panili atau si emas hijau merupakan komoditi yang menjanjikan. Namun tidak semua panili berharga "emas", hanya kualitas terbaiklah yang diberikan harga istimewa. PT Natural Nusantara berupaya meningkatkan produksi panili secara kuantitas, kualitas, dan kelestarian (aspek K-3).
B. SYARAT PERTUMBUHAN
  • Panili dapat hidup di iklim tropis, curah hujan 1.000 - 3.000 mm/tahun, cahaya matahari kurang lebih 30% - 50%, suhu udara optimal 20 derajat celcius - 25 derajat celcius, kelembaban udara sekitar 60% - 80%, ketinggian tempat 300 - 800 m dpl. Tanah gembur, ringan yaitu tipe tanah lempung berpasir (sandy loam) dan lempung berpasir kerikil (gravelly sandy loam), mudah menyerap air, pH tanah kurang lebih 5,7 - 7.
C. PEMBIBITAN
1. Seleksi bibit 
  • Jenis panili bernilai ekonomi yaitu Vanilla planifolia Andrews, Vanilla tahitensis JW, Moore, Vanilla pompana.
  • Syarat bibit generatif : tulen, punya sifat yang hampir sama dengan induknya; murni, biji tidak tercampur dengan yang berkualitas jelek; biji dalam kondisi segar dan sehat; bibit vegetatif : tanaman induk sehat dan cukup umur, sudah mengeluarkan sulur dahan yang kuat, tanaman induk belum atau jangan sampai berbuah.
2. Penyiapan bibit
  • Bibit generatif berasal dari biji yang unggul.
  • Bibit vegetatif dengan stek, mempercepat perakaran stek dapat direndam HORMONIK (1-2 cc/liter) kemudian dibiarkan agak layu baru ditanam dan disiram POC NASA (2-3 ttp) + HORMONIK (1 ttp) per 10 liter air.
  • Kulture jaringan.
3. Teknik Penyemaian Benih
  • Bibit disemai dalam tanah berpasir supaya akar mudah tumbuh. Tempat penyemaian harus teduh. 
4. Pemeliharaan Pembibitan / Penyemaian
  • Penyiraman setiap hari, tidak boleh terlalu basah. Bibit yang jelek disingkirkan. Setiap seminggu sekali semprot dengan POC NASA (2-3 tutup) + HORMONIK (1 tutup) per tangki (14-17 liter).
5. Pemindahan Bibit
  • Pemindahan bibit ke lapangan tergantung asal bibit, yaitu bibit stek sekitar umur 1-2 bulan, bibit biji waktunya lama.
D. PENGOLAHAN MEDIA TANAM
  • Pengolahan lahan dikerjakan pada pertengahan musim kemarau supaya pohon pelindung dapat ditanam, cek kondisi tanah.
  • Bersihkan lahan dari gulma dan dibajak.
  • Buat jalur bedengan, lebar 80 - 120 cm dan lebar parit 30 - 50 cm.
  • Lakukan pengapuran bila kondisi tanah terlalu asam.
E. PENANAMAN
  • Penanaman di tengah bedengan, pola tanam monokultur.
  • Buat lubang tanam dekat tanaman penegak berukuran panjang, lebar, dan dalam antara 20x15x10 cm, 25x20x12 cm, dan 30x25x15 cm.
  • Tanam stek dengan cara memasukkan 3 ruas seluruhnya ke dalam lubang secara mendatar agar akar tumbuh cepat dan sempurna.
  • Tutup dengan tanah galian yang dicampur dengan pupuk kandang.
  • Stek bibit bagian atas yang tidak terbenam dalam tanah diikat pada pohon panjatan dengan ikatan longgar.
  • Waktu tanam stek bibit yang baik pada awal musim hujan. 
  • Sedangkan stek yang akan ditanam sebaiknya dibiarkan / dilayukan terlebih dahulu selama 4 - 7 hari dan pangka stek bibit direndam dalam POC NASA / HORMONIK (1-2 cc/liter) + Natural GLIO untuk menghindari pembusukan.
F. PEMELIHARAAN TANAMAN
1. Penyulaman 
  • Lakukan pengecekan setelah umur 2-3 minggu setelah tanam, apabila ada stek yang tumbuh kurang baik, segera disulam.
2. Penyiangan dan Pembumbunan
  • Penyiangan dilakukan sebulan sekali sesudah penanaman sampai pertumbuhan panili tidak kerdil dan terlambat. Pembumbunan bersamaan dengan penyiangan untuk menjaga bedengan tetap rapi dan tanah tetap gembur agar air mudah terserap.
3. Perempelan
  • Perempelan bentuk, memotong 15 cm, dari tanaman yang dilengkungkan dan sisakan 3 cabang terbaik untuk dipelihara agar terbentuk kerangka tanaman kuat dan seimbang.
  • Perempelan produksi, memotong pucuk sepanjang 10-15 cm menjelang musim berbunga dan saat berbuah untuk merangsang pertumbuhan generatif terutama pertumbuhan bunga dan buah.
  • Perempelan peremajaan, memotong cabang - cabang yang sudah pernah berbuah dan cabang - cabang yang sakit.
4. Pemupukan
  • Tebar pupuk makro disekitar pohon dan timbun dengan tanah karena sistem perakaran panili cukup dangkal. kebutuhan pupuk makro per ha per tahun adalah Urea 8kg, TSP 4kg, KCl 14kg, CaCO3 5-10kg, MgSO4H2O 2,5-5kg /ha/tahun dan pupuk kandang 10-20 g/ha/tahun. Pemupukan diberikan setahun sekali. Akan lebih baik jika dikocor dengan SUPERNASA dosis kurang lebih 0,5 sdm/5 lt air per pohon setiap 3 bulan sekali dan penyemprotan POC NASA dosis 4-5 tutup/tangki setiap 2-4 minggu sekali atau POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) per tangki setiap 2-4 minggu sekali.
5. PENGAIRAN DAN PENYIRAMAN
  • Tanaman panili tidak tahan terhadap kekeringan sehingga pada musim kemarau perlu disiram secukupnya untuk merangsang pertumbuhan tanaman, perkembangan bunga serta buah.
6. PEMBERIAN MULSA & PENDANGIRAN
  • Pemberian mulsa dapat dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan pendangiran. Bahan mulsa dari hasil pemangkasan pohon pelindung, tetapi bisa juga serbuk gerjgaji yang dilektakkan di atas permukaan tanah dekat pohon panili. 
7. PERAMBATAN
  • Sistem pagar sulur - sulur, tanaman panili dibiarkan menjalar pada pagar yang telah dipasang secara horisontal. Pagar tempat menjalarnya panili dapat dibuat dari bambu yang diikatkan pada pohon yang satu dengan pohon yang lain.
  • Sistem perambatan penunjang tunggal, tanaman panili dirambatkan lurus ke atas pada naungannya.
8. PEMANGKASAN POHON PELINDUNG
  • Pohon pelindung dapat digunakan Glyricidia maculate, lantoro, dan dadap. Pemangkasan cabang dilakukan untuk mempertahankan agar tetap teduh, mempermudah sistem surkulasi dan mengatur intensitas sinar matahari.
9. PEMBUNGAAN DAN PENYERBUKAN
  • Panili berbunga setelah berumur 1,5 - 3 tahun, bunga yang muncul berupa dompolan dan akan mekar satu bunga secara bergantian. Mekarnya bunga hanya berlangsung 12 jam, yaitu mulai pukul 24:00 sampai menjelang tengah hari, sesudah itu bunga mulai layu dan mati. Oleh karena itu penyerbukan bunga dilakukan sekitar pukul 08:00 sampai 10:00. Penyerbukan buatan pada prinsipnya adalah mengangkat / memotong bibir yang membatasi kepala sari dan kepala putik, kemudian benang sari ditekan ke kepala putik untuk dilakukan pernyerbukan. Seminggu setelah penyerbukan semprot dengan dosis POC NASA (3-4 tutup) dan HORMONIK (1 tutup) per tangki setiap 2-3 minggu sekali.
G. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
a. Hama 
  1. Bekicot. Menyerang dan merusak batang, bunga, dan buah. Aktifitasnya dilakukan pada malam hari. Pengendalian : secara manual dengan mengambil dan mengumpulkan bekicot satu persatu kemudian dibakar sekaligus dalam satu lubang.
  2. Belalang pedang. Merusak / memakan daun muda dan batang panili. Pengendalian : menyemprotkan PESTONA atau NATURAL BVR.
  3. Penggerek batang. Larva hama ini merusak / menggerek batang tanaman panili yang menyebabkan tanaman panili lambat laun layu dan mati. Pengendalian penyemprotan PESTONA.
  4. Ulat bulu jambul dan ulat geni. Merusak bagian pucuk, daun, batang, dan bunga. Pengendalian : penyemprotan PESTONA.
b. Penyakit
  1. Busuk akar. Gejala : akar hitam, tanaman menjadi kecoklat - coklatan dan akhirnya mati; biasanya terjadi saat produksi tertinggi pertama kali tercapai. Pengendalian : menjaga kesuburan tanah dengan pemupukan, pemberian kapur secukupnya, dan mengatur kelembaban, perncegaha di awal dengan Natural GLIO.
  2. Busuk batang. Penyebab : jamur Fusarium batatatis. Gejala : pada atang terjadi bercak - bercak berwarna hitam yang akan meluas dan melingkar dengan cepat. Batang terserang akan keriput, berwarna coklat dan akhirnya kering. Pengendalian : mengurangi kelembaban dan drainase yang baik, saat stek akan ditanam dicelup dalam POC NASA + Natural GLIO. 
  3. Busuk buah. Ditemukan pada buah panili muda. Gejala : muncul bila menyerang pangkal buah muda sehingga banyak buah yang berguguran dan bila menyerang tengah buah akan hitam, kering, selanjutnya mati. Pengendalian : penyemprotan Natural GLIO + gula pasir dosis 1-2 sendok teh per 10 liter air.
  4. Busuk pangkal batang. Penyebab : jamur Sclerotium sp. Gejala : pangkal batang tampak berwarna coklat dan kebasah - basahan, bagian tanaman yang diserang dan tanah sekitar terdapat missellium, jamur berwarna putih seperti bulu dengan banyak Sclerotium warna coklat. Pengendalian : gunakan bibit bebas busuk pangkal batang, penyemprotan dengan Natural GLIO + gula pasir.
  5. Bercak coklat pada buah. Penyebab : oleh cendawan Phytophthora sp. dan menyerang buah panili yang hampir masak. Gejala : bercak - bercak coklat tua dan akhirnya busuk. Pengendalian : (1) segera petik buah terserang kemudian membakarnya, (2) penyemprotan dengan Natural GLIO dosis 1-2 sendok/10 liter air. 
  6. Bercak coklat pada batang. Penyebab : cendawan Nectria vanilla, zimm. Gejala : batang tampak bercak coklat yang lama - kelamaan menghitam dan melingkar ruas dan mati. Pengendalian : potong dan bakar batang yang terserang.
  7. Antraknosa. Penyebab : jamur Calospora vanillae, Mass. Gejala : batang, daun, buah berwarna coklat muda kekuningan tampak licin dan terlihat jelas bagian terserang. Pengendalian : potong dan bakar bagian terserang, atur kelembaban dan drainase.
  8. Karat merah. Penyebab : ganggang Cephaleuros heningsii, Schm. Gejala : bercak pada daun dan terus meluas hingga daun kering selanjutnya mati. Pengendalian : singkirkan bagian terserang dan atur kelembaban kebun dengan pemangkasan pohon pelindung.
  9. Penyakit pasca panen. Penyebab penyakit yang menyerang panili setelah dipanen : jamur Aspergillus, Penicillium, Rhizopus, sp dan Sclerotium, sp. Pengendalian : penanganan pasca panen yang baik. 
Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum dapat mengatasi, dapat digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan perekat perata AERO 810 dosis 1-2 tutup/tangki.
H. PANEN DAN PASCA PANEN
  • Pemetikan pada umur 240 hari (8 bulan) akan menghasilkan panili kering dengan kadar vanilin yang tinggi, kadar abu terendah, rendemen tertinggi dan kadar air yang aman.
  • Ciri - ciri panili siap dipanen yaitu warna berubah dari hijau tua mengkilap menjadi hijau muda suram dengan garis - garis kecil warna kuning yang lambat laun melebar sampai ujung buah.
  • Musim panen antara bulan Mei sampai Juli, sekitar 2-3 bulan.
  • Cara panen yang terbaik adalah memetik satu - persatu buah masak tanpa mengganggu buah lain dalam satu tandan yang masih mentah untuk menjaga mutu panili.
  • Buah dikumpulkan dalam keranjang bambu dan dijaga agar buah tidak terluka atau cacat dan sortir berdasar ukuran, bentuk, tingkat kemasakan dan buah yang cacat >20cm.
  • Lakukan pelayuan untuk menghentikan proses respirasi yang terjadi dalam buah, mematikan sel - sel buah panili tanpa mengurangi aktifitas dan kadar enzim dalam buah. 
  • Proses pelayuan dengan menggunakan alat perebus yang diisi air 3/4 bagian dengan suhu antara 65 - 95 derajat celcius.
  • Lakukan pemeraman dalam kontak khusus yang lengkap dengan tutup dan karung goni sebagai alasnya, untuk pembentukan aroma selama kurang lebih 48 jam. 
  • Lakukan pengeringan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari, dioven dan diangin - anginkan untuk mengurangi kadar air hingga 25 - 30 %.
  • Tempatkan buah panili kering dalam kotak yang dalamnya telah dilapisi kertas koran / karung plastik tipis dan simpan pada suhu kamar, siap dikirim dan dijual.
informasi pemesanan HP / WA : 081234564177 
site www.agenptnasa.com
       www.nasasurabaya.com

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: TEKNIS BUDIDAYA PANILI DENGAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA
Ditulis oleh NASA SURABAYA
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://www.nasasurabaya.com/2017/10/teknis-budidaya-panili.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Buat Email | Copyright of STOCKIST NASA SURABAYA L.1257.