TEKNIK BUDIDAYA UDANG GALAH DENGAN PADI

Posted by NASA SURABAYA Jumat, 24 November 2017 0 komentar

Hasil gambar untuk TEKNIK BUDIDAYA UDANG GALAH DENGAN PADI
Lahan sawah saat ini semakin berkurang akibat alih fungsi, seperti kegiatan pembangunan perumahan dan sarana publik. Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sedang menggalakkan program Ugadi (Udang Galah Dengan Padi), dengan mengoptimalkan fungsi lahan sawah irigasi, sehingga budidaya udang galah bisa bersama dengan penanaman padi.

Ugadi adalah upaya untuk memanfaatkan lahan serta meningkatkan pendapatan dari hasil panen padi dan juga udang galah. Budidaya udang galah yang terintegrasi bersama padi di lahan persawahan juga sebagai bentuk pemanfaatan secara nyata dari keterbatasan lahan, serta upaya peningkatan produksi perikanan.

Teknik budidaya ugadi tidak jauh berbeda dengan minapadi, beberapa aspek teknis yang perlu diperhatikan antara lain konstruksi lahan, pengelolaan air, penebaran benih dan pemberian pakan.

1. Pengolahan Lahan

Persiapan yang dilakukan pertama kali yaitu pengolahan lahan untuk penanaman padi serta pembuatan saluran keliling (kemalir), peninggian pematang, dan pembuatan kobakan, dengan ukuran:

  • Lebar saluran keliling (kemalir) 100 – 200 cm dengan kedalaman 50 cm
  • Tinggi pematang 100 cm, lebar dasar 100 cm, lebar atas 75 cm
  • Ukuran kobakan 100 x 100 x 20 cm, dilengkapi pembuangan air piva PVC diameter 4 inchi.

2. Pengelolaan Air


Air di sawah harus terus mengalir, melakukan pemupukan ulangan bila densitas plankton kurang optimal yang ditandai semakin cerahnya air dan memonitor kualitas air seperti suhu, pH, dan oksigen terlarut (DO).

3. Penebaran Benih

Penebaran benih dilakukan 10 hari setelah tanam padi. Benih yang berkualitas ditandai dengan ukurannya yang seragam dan gerakannya lincah. Benih ditebar setelah melalui proses adaptasi atau aklimatisasi untuk menghindari stres pada udang. Benih udang galah sebaiknya ditebar berukuran tokolan (udang berumur 31-100 hari sejak menetas) ukuran bobot 6 – 9 gram/ekor supaya lebih tahan dibanding juvenile (berumur 3-30 hari). Padat penebaran di sawah adalah 5 – 10 ekor/m2 untuk bobot udang 6 – 8 gram/ekor.

4. Pemberian Pakan

Selama pemeliharaan, udang galah diberi makanan tambahan berbentuk pelet dengan protein 30% serta dosisya 4 – 2 % biomassa/hari, frekuensinya yaitu 2 kali/hari, yakni pada sore hari serta malam hari dikarenakan pada saat itu udang lebih aktif. Selanjutnya untuk memaksimalkan pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh udang galah agar tidak mudah terserang penyakit maka berikanlah produk suplemen VITERNA Plus yang mengandung vitamin dan mineral lengkap serta beberapa protein. Dimana penggunaannya dengan dosis 1 tutup botol Viterna Plus dicampur 1 liter air dicampur per 3 – 5 kg pelet atau pakan ikan setiap hari 2 kali pada pemberian pakan pagi dan sore.

Jika Anda punya lahan padi dan belum dioptimalkan, maka sebaiknya Anda bisa mencoba teknik budidaya Ugadi ini. Hal ini tentunya lebih menarik dan mempunyai banyak manfaat untuk lahan pertanian Anda. Selamat mencoba!
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: TEKNIK BUDIDAYA UDANG GALAH DENGAN PADI
Ditulis oleh NASA SURABAYA
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://www.nasasurabaya.com/2017/11/teknik-budidaya-udang-galah-dengan-padi.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Buat Email | Copyright of STOCKIST NASA SURABAYA L.1257.