TEKNIS BUDIDAYA PADI DENGAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA

Posted by NASA SURABAYA Jumat, 03 November 2017 0 komentar

PERSIAPAN BENIH
  1. Kebutuhan benih 20-40 kg/ha.
  2. Benih padi direndam di air selama 6-12 jam dengan larutan POC NASA 2-5 cc/liter.
  3. Tiriskan dan peram selama 1-2 malam hingga benih berkecambah.
PEMBIBITAN & OLAH LAHAN
  1. Siapkan lahan persemaian seluas 20-40 m2 untuk setiap 1 kg benih. Persemaian diairi dengan berangsur sampai 3-5 cm. Semprot persemaian lihat tabel berikut : 
  2. Olah lahan tanam : 3-6 kg/ha SUPERNASA + [ (dolomit kurang lebih 100-300 kg/ha) ; (TSP kurang lebih 100-200 kg/ha) ; (Urea kurang lebih 50-100 kg/ha) ] -> sebelum tanam
Catatan : Dolomit dan TSP idealnya kurang lebih 2 minggu sebelum tanam. SUPERNASA dan UREA sebaiknya 0 hst (menjelang atau saat tanam).
PINDAH TANAM
  • Lakukan pindah tanam (bibit) saat umur 18-25 hari setelah semai (hss) yaitu saat bibit memiliki 5-7 daun atau 3-5 anakan. 
  • Jarak tanam dapat berupa jarak tanam tegel 25 cm x 25 cm, atau jarak tanam legowo 40 cm x 20 cm x 10 cm, yaitu menghilangkan satu baris setiap menanam dua baris, serta dalam baris dipadatkan.
PEMELIHARAAN TANAMAN 
  • Pemupukan I umur 15-20 setelah tanam : Urea kurang lebih 100 kg/ha + NPK kurang lebih 100 kg/ha.
  • Pemupukan II umur 40-45 setelah tanam : Urea kurang lebih 50 kg/ha + NPK kurang lebih 200 kg/ha + Power Nutrition kurang lebih 3-6 kg/ha.
  • Penyemprotan POC NASA : 4-5 tutup + HORMONIK 1-2 tutup per tangki pada umur 15, 30, 45 hari setelah tanam.
Catatan : saat penyemprotan dapat ditambah PESTONA atau BVR.

  • Jaga ketinggian air di sawah setinggi kurang lebih 3 cm selama 3-5 hari, untuk mempercepat pertumbuhan bibit dan menghambat gulma. 
  • Tambah penggenangan air sampai 5 cm selama masa pembungaan dan pengisian bulir. Jika jumlah air terbatas lakukan penggenangan dan pengeringan bergantian secara rutin. 
  • Secara bertahap kurangi pengenangan 2 minggu sebelum panen, sampai lahan benar-benar kering saat panen.
HAMA & PENYAKIT PADA TANAMAN PADI
Hama Padi
  1. Hama Putih (Nymphula depunctalis), gejala : menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi. Pengendalian : (1) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, i menggugurkan tabung daun; (2) menggunakan BVR atau PESTONA.
  2. Padi Thrips (Thrips Oryzae), gejala : daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi. Pengendalian : BVR atau PESTONA.
  3. Wereng menyerang batang padi. Wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella Furcifera) dan wereng penyerang daun padi : wereng padi hijau (Nephotetix Apicalis dan N. impicticep). Merusak dengan cara menghisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus. Gejala : tanaman padi menjadi kuning dan mengering. sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil . Pengendalian : (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR 64, Cimanuk, Progo, dsb, membersihkan lingkungan, ,melepas musuh alami seperti laba-laba, kedinding, dan kumbang lebah; (2) penyemprotan BVR.
  4. Walang sangit (Leptocoriza Acuta), menyerang buah padi yang masak susu. Gejala buah hampa atau berkualitas rendah sepert berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun tedapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam. Pengendalian : (1) bertanam serempak, peningkatan kebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba; (2) penyemprotan BVR atau PESTONA
  5. Kepik hijau (Nezara Viridula), menyerang batang dan buah padi. Gejala : pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu. Pengendalian : mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan BVR atau PESTONA.
  6. Penggerek batang padi terdiri atas : penggerek batang padi putih (Tryporhyza Innotata), kuning (T. Incertulasi), bergaris (Chilo Supressalis) dan merah jambu (Sesamia Inferens). Menyerang batang dan pelepah daun. Gejala : pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama "sundep" dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut "beluk". Pengendalian : (1) menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami; (2) menggunakan BVR atau PESTONA.
  7. Hama tikus (Rattus Argentiventer), menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala : adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. Pengendalian : pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu.
  8. Burung, menyerang menjelang panen tangkai buah patah, biji berserakan. Pengendalian : mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
Penyakit Padi
  1. Penyakit bercak daun coklat. Penyebab : jamur Helmintosporium Oryzae. Gejala : menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh, dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. Pengendalian : (1) merendam benih di air hangat + POC NASA; (2) pemupukan berimbang; (3) tanam padi tahan penyakit ini. 
  2. Penyakit Blast. Penyebab : jamur Pyricularia Orizae. Gejala : menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. Pengendalian : (1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir; (2) pemberian GLIO di awal tanam.
  3. Busuk pelepah daun. Penyebab : jamur Rhizoctonia sp. Gejala : menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan. Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun. Pengendalian : (1) menanam padi tahan penyakit; (2) pemberian GLIO pada saat pembentukan anakan.
  4. Penyakit Fusarium. Penyebab : jamur fusarium moniliforme. Gejala : menyerang malai dan biji muda menjadi kecoklatan, daun terkulai, akar membusuk. Pengendalian : (1) merenggangkan jarak tanam; (2) mencelupkan benih + POC NASA dan disebari GLIO di lahan.
  5. Penyakit kresek / hawar daun. Penyebab : bakteri Xanthomonas Campestris pv Oryzae. Gejala : menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis diantara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati. Pengendalian : (1) menanam varitas tahan peyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkugan; (2) pengendalian di awal dengan GLIO.
  6. Penyakit kerdil. Penyebab : virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens. Gejala : menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anaka banyak tetapi kecil. Pengendalian : sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang dan megendalikan vektor dengan BVR atau PESTONA.
  7. Penyakit tungro. Penyebab : virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps. Gejala : menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi. Pengendalian : menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, iR 42, dan mengendalikan vektor virus dengan BVR.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan meggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan perekat perata AERO 810, dosis kurang lebih 5 ml (1/2 tutup)/tangki.


informasi pemesanan HP / WA : 081234564177 
site www.agenptnasa.com

       www.nasasurabaya.com
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: TEKNIS BUDIDAYA PADI DENGAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA
Ditulis oleh NASA SURABAYA
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://www.nasasurabaya.com/2017/11/teknis-budidaya-padi-dengan-teknologi.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Buat Email | Copyright of STOCKIST NASA SURABAYA L.1257.