MENSIASATI KELANGKAAN HMT, HIJAUAN MAKANAN TERNAK

Posted by NASA SURABAYA Selasa, 05 Desember 2017 0 komentar
MENYIASATI KELANGKAAN PAKAN HIJAUAN DI MUSIM KEMARAU

Pakan merupakan salah satu faktor produksi yang penting dalam budidaya peternakan. pakan menentukan produktivitas dan tingkat keuntungan hasil budidaya nantinya. Pakan hijauan sebagai salah satu pakan yang harus tersedia bagi ternak, khususnya ternak ruminansia. Sumber hijauan pakan ternak berupa rumput-rumput jenis unggul, daun tanaman leguminosa dan hasil samping kegiatan pertanian.

Pengawetan Hijauan Pakan Ternak.
Dalam setahun ketersediaan pakan hijauan mengalami pasang surut seiring dengan musim. Pada musim hujan ketersediaannya akan melimpah karena tanaman mempunyai kecepatan tumbuh yang tinggi, jadi ketersediaan hijauan ataupun limbah hasil pertanian pada musim tersebut akan berlimpah (jerami padi, sisa tanaman jagung, kacang-kacangan). Sedangkan pada musim kemarau akan terjadi sebaliknya. Sehingga perlu upaya agar pakan hijauan bisa tersedia sepanjang tahun. Pengawetan hijauan bertujuan agar pemberian hijauan sebagai pakan ternak dapat berlangsung secara merata sepanjang tahun. Pengawetan hijauan merupakan bagian dari sistem produksi ternak

Pengawetan maksudnya adalah melakukan penimbunan/penyimpanan hijauan pakan ternak namun kita bisa mempertahankan atau bahkan meningkatkan kandungan nutrisi pakan. Jika pakan hanya disimpan tanpa dilakukan perlakuan tertentu makan hijauan akan mengalami kerusakan baik secara fisik maupun kandungan nutrisinya.

Fungsi pengawetan akan tercapai bila setelah hijauan ataupun limbah pertanian dipanen segera dilakukan pencacahan baik dengan golok atau chopper rumput. Hal ini merupakan upaya agar proses respirasi yang terjadi pada sel tanaman segera terputus dan berhenti. Tujuannya adalah agar kandungan air hujan dapat mencapi titik dimana aktivitas air dalam sel tanaman dapat mencegah perkembangan mikroba.

Pengawetan tersebut akan berdampak pada keadaan fisik serta komposisi kimia hijauan tersebut antara lain dengan kehilangan sebagaian dari zat makanan (gizi tanaman/nutrien) yang nantinya akan berdampak pada nilai nutrisi hijauan tersebut.

SILASE
Silase adalah salah satu teknik pengawetan pakan hijauan. Silase umumnya dibuat dari tanaman rerumputan (dari suku Gramineae), termasuk juga jagung, sorghum, dan serealialainnya dengan memanfaatkan seluruh bagian tanaman, tidak hanya biji-bijiannya. Silase juga bisa dibuat dari hijauan kelapa sawit, singkong, padi, rami, dan limbah pasar. Silase dapat dibuat dengan menempatkan potongan hijauan di dalam silo, menumpuknya dengan ditutup plastik, atau dengan membungkusnya membentuk gulungan besar(bale).

Cara Pembuatan Silase
1. hijauan dipotong-potong dengan ukuran 5-10cm.
2. siapkan adonan untuk fermentasi, yaitu air ditambah dedak atau bekatul, tetes tebu, gaplek dan starter bakteri yang bisa menggunakan TANGGUH PROBIOTIK dengan dosis 2 tutup untuk 100kg bahan pakan. Aduk adonan ini secara merata.
3. campurkan adonan tadi dengan hijauan yang sudah dicacah secara merata hingga sekuruh bagian hijauan terkena larutan adonan.
4. simpan hijauan yang sudah tercampur dengan adonan dalam wadah yang tertutup rapat hingga udara tidak bisa keluar masuk.
5. penyimpanan dilakukan selama 1 minggu hingga 21 hari.
6. setelah proses fermentasi selesai pakan dibuka dan dicek hasilnya. Apabila proses berhasil yang ditandai dengan pakan kerbau asam dan tidak adanya jamur maka pakan sudah bisa diberikan. Sisa pakan yang belum habis bisa diberikan sesuai kebutuhan ternak.

Manfaat silase adalah sebagai berikut:
- selama fermentasi, bakteri yang berperan di dalamnya bekerja pada kandungan selulosa dan karbohidrat pada pakan untuk menghasilkan asam lemak volatil seperti asam asetat, propionat, laktat, dan butirat. keberadaan asam lemak menurunkan pH sehingga menciptakan lingkungan dimana bakteri perusak tidak bisa hidup. Sehingga asam lemak volatil beperan sebagai pengawet alami. Pengawetan ini merupakan hal yang penting dilakukan ketika pakan hijauan tidak tersedia di musim dingin.
- Ketika melalui fermentasi, selulosa dari hijauan pecah sehingga ketika dimakan oleh hewan ternak, jalur pencernaan pada perut ruminansia menjadi lebih singkat sehingga mempercepat penyerapa nutrisi.
- beberapa organisme pelaku fermentasi memproduksi vitamin, seperti lactobacillus yang menghasilkan asam folat dan vitamin B12.
- silase dapat ditambah dengan berbagai bahan seperti bekatul selama proses pembuatannya, untuk menambah nutrisi dan memperbaiki karakteristik fisik dan kimiawi silase.
- fermentasi menghasilkan panas, karena energi kimia dari pakan hijauan digunakan oleh bakteri untuk melakukan fermentasi. Sehingga kandungan energi silase umumnya lebih rendah daripada hijauan. Namun kekurangan ini dapat diabaikan mengingat begitu banyak manfaat silase. selain itu, dengan pecahnya selulosa, energi yang digunakan hewan ruminansia untuk mencerna silase menjadi lebih sedikit.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: MENSIASATI KELANGKAAN HMT, HIJAUAN MAKANAN TERNAK
Ditulis oleh NASA SURABAYA
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://www.nasasurabaya.com/2017/12/mensiasati-kelangkaan-hmt-hijauan.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Buat Email | Copyright of STOCKIST NASA SURABAYA L.1257.