ANTARA ESTIMASI DAN REALISASI PRODUKSI KELAPA SAWIT
Selasa, 09 Januari 2018
0
komentar
Produksi merupakan salah satu mata rantai terpenting dalam budidaya kelapa sawit, jika saja estimasi produksi tidak tidak sesuai dengan hasilnya, maka bakal menjadi runyam. Alih-alih perusahaan bukannya untung malah jadi buntung. Sejatinya bagi para pelaku perkebunan proses produksi ibarat “jantung” yang harus terus dijaga, supaya hasilnya bisa maksimal. Sebab untung atau tidak nya suatu perusahaan perkebunan kelapa sawit bakal tergantung dari hasil produksi. Jika kondisi produksi bisa terjaga atau malah menlonjak, maka perusahaan bakal mendapatkan manfaat, sebab meningkatnya produksi bakal mendorong peningkatan laba, kendati untuk saat ini harga minyak sawit mentah (CPO) lagi melempem. Sebetulnya, tulisan ini terinsipirasi dari diskusi antara sesama planters dan praktisi perkebunan kelapa sawit, mengenai metode pendekatan yang lebih rasional dalam melakukan estimasi produksi. Sehingga harapannya perbedaan antara estimasi produksi dengan hasil realisasi tidak mengalami perbedaan yang begitu besar. Sebab itu dalam menghitung estimasi produksi terlebih dahulu mesti diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan menentukan tinggi-rendahnya produksi kelapa sawit dan disepakati secara bersama, lantas dilanjutkan dengan pembahasan, termasuk membahas faktor-faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi kualitas hasil estimasi produksi. Dalam setiap menentukan estimasi produksi biasanya tidak lepas dari berbagai persoalan misalnya, pertama, perbedaan yang terlalu besar antara hasil estimasi produksi dengan realisasi produksi, perbedaan baik secara posistif maupun negatif. Kedua, perbedaan antara standard hasil produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan produsen kecambah dengan hasil realisasi produksi yang dihasilkan oleh konsumen, yang meliputi jumlah janjang/pohon/tahun, Berat janjang rata-rata, hasil produksi (ton/ha/thn). Dan ketiga, terkait metode perhitungan dalam melakukan estimasi produksi, serta teknis dalam melakukan sensus produksi, yang menjadi dasar awal dalam melakukan perhitungan estimasi produksi. Komponen Estimasi Produksi Seperti diketahui sebelumnya, dalam estimasi produksi mesti diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil estimasi produksi diantaranya meliputi, jumlah populasi tanaman kelapa sawit dalam 1 hektar (Jumlah pokok/Hektar). Keseragaman pertumbuhan tanaman dan keseragaman tahun tanam (Homogenitas tanaman ), lantas jumlah Pokok Produktif ( Jumlah tanaman yang aktif berproduksi ), memiliki bunga jantan dan betina dalam satu pohon. Berat janjang rata rata (BJR) juga perlu dihitung dimana data penghitungan bisa diperoleh pada saat sensus produksi, dengan cara menimbang beberapa janjang (TBS). Jumlah Janjang rata–rata perpohon juga perlu dihitung, penghitungan itu didapat dengan melakukan sensus dan dapat juga dengan menggunakan standar yang dikeluarkan oleh produsen kecambah, yang disesuaikan dengan umur tanaman dan kelas kesesuaian lahan. Perlu juga dalam melakukan estimasi produksi menghitung tren pola hujan, estimasi tren pola hujan ini bisa juga digunakan untuk memprediksi sebaran produksi perbulan. Terakhir mengumpulkan data aplikasi pemupukan dalam 2 atau 3 tahun terakhir. Berdasarkan komponen estimasi produksi tersebut, berbagai macam argumentasi sering disampaikan oleh para praktisi perkebunan. Perdebatan yang seringkali muncul adalah, menentukan faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan estimasi produksi. Bila antara estimasi dengan realisasi produksi terjadi perbedaan yang terlau besar, beberapa kalangan praktisi perkebunan berpendapat bahwa hal itu disebabkan lantaran faktor eksternal,bukan diakibatkan oleh faktor internal tanaman. Artinya faktor teknis perawatan tanaman lebih dominan, dibandingkan faktor internal tanaman, pendapat ini biasanya di dukung oleh kalangan produsen kecambah. Untuk kasus di Indonesia, jumlah produsen kecambah kelapa sawit yang memiliki sertifikasi usaha yang diakui oleh pemerintah, tercatat ada 12 produsen, dan masing-masing produsen mengeluarkan daftar varietas yang dimiliki berikut dengan keunggulan masing-masing varietas, serta menerbitkan standar buah kelapa sawit yang disesuaikan dengan kelas kesesuaian lahan serta umur tanaman. Salah satu acuan dasar yang digunakan dalam menghitung estimasi produksi adalah potensi produksi tanaman kelapa sawit menurut umur tanaman dan kelas kesesuaian lahan yang dikeluarkan oleh produsen kecambah. Kemampuan membaca serta menganalisa standar yang dikeluarkan oleh produsen kecambah bakal berpengaruh terhadap kualitas estimasi produksi yang dihasilkan,atau dengan kata lain kemampuan literasi bakal sangat membantu mendukung dalam penyusunan estimasi produksi, kemampuan literasi didapat dari mempelajari seluk beluk tentang produksi kelapa sawit,serta tingkat pengalaman dilapangan. Kondisi fatal yang kerap kali terjadi pada saat menyusun estimasi produksi ialah adanya kekhawatiran yang tanpa didasari ilmu yang cukup,dan tanpa mengacu terhadap standar potensi produksi yang dikeluarkan oleh produsen kecambah kondisi demikian pernah dialami salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit saat menyusun budget produksi tidak mengacu pada standar yang telah dikeluarkan oleh produsen kecambah.
misalnya, untuk tanaman usia menghasilkan tahun pertama (tm-1) menetapkan jumlah rata-rata janjang/pohon/tahun hanya 8 janjang, dengan argumentasi bahwa kualitas dan kondisi tanaman tidak standar, sedangkan berdasrkan standar dari ppks medan untuk tm i, dengan kelas kesesuaian lahan s3,maka jumlah rata-rata janjang/pohon adalah 15,9 jajang/pohon.
nah, bila cara demikian dijadikan dasar dalam menentukan estimasi produksi, maka bisa dinilai kualitas estimasi produksi yang bakal dihasilkan, ini menunjukkan kurangnya pemahaman tentang alur pengambilan kesimpulan dalam menentukan estimasi produksi. shingga dalam tulisan ini perlu disampaikan formula yang perlu dipahami dalam menghitung estimasi produksi dalam 1 tahun, yaitu:
estimasi = jumlah pokok produktif x rata rata janjang/ pohon/thn x berat janjang rata-rata
berdsarkan formula tersebut, barulah bisa melakukan estimasi produksi secara benar, sehingga pelaku perkebunan dapat mempertimbangkan secara benar, dan memutuskan secara betul dalam menetapkan estimasi produksi sehingga pendapat yang menyatakan bahwa jumlah rata-rata janjang tidak perlu mengikuti standar dari produsen kecambah dikarenakan secara realisasi dilapangan kondisi tanaman belum standar, adlah tidak benar dan tidak memiliki dasar yang kuat.
lantaran jumlah rata-rata janjang/pohon/ tahun tidak ada kaitan langsung terhadap kondisi tanaman dilapangan. namun demikian bila dasarnya adalah kurangnya pokok produktif dikarenakan kondisi fisik tanaman tidak standar, maka kondisi demikian dapat dimengerti dan dipahami, sehingga faktor teknis penanaman, homogenitas tanaman, aplikasi pemupukan berpengaruh terhadap prosentase pokok produktif.
jadi dalam menghitung estimasi produksi, kualitas sensus produksi bakal sangat menentukan, evaluasi sensus produksi pula penting dilakukan, untuk mengecek kebenaran data sensus produksi.
sebaiknya standar potensi produksi yang dikeluarkan oleh produsen kecambah berdasarkan usia tanaman dan kelas kesesuaian lahan, bisa menjadi salah satu dasar acuan dalam menetapkan estimasi produksi, sekaligus dijadikan sebagai dasar penilaian performance kebun.
jumlah pokok produktif dan berat janjang rata-rata sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya estimasi produksi, dan berkaitan erat dengan kualitas teknis perawatan tanaman serta konsistensi aplikasi pemupukan.
homogenitas tanaman sangat penting diusahakan agar memudahkan dalam melakukan estimasi produksi. lantas data curah hujan sangat penting digunakan untuk menetapkan sebaran produksi bulanan. jika semua itu diikuti dengan baik, bisa dipastikan estimasi produksi tidak bakal meleset.
selamat mencoba !!!!!
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: ANTARA ESTIMASI DAN REALISASI PRODUKSI KELAPA SAWIT
Ditulis oleh NASA SURABAYA
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://www.nasasurabaya.com/2018/01/antara-estimasi-dan-realisasi-produksi.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh NASA SURABAYA
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar